JAKARTA - Peneliti Pusat Kajian Anti-Korupsi Universitas Gadjah Mada (Pukat UGM) Hifdzil Alim menilai sangat sulit meyakini jika aliran uang Ahmad Fathanah dari hasil suap impor daging sapi di Kementerian Pertanian (Kementan) tidak mengarah ke kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Dia ragu jika uang haram itu berhenti mengalir hanya sampai pada Luthfi Hasan Ishaaq (LHI).
“Agak sulit meyakini jika aliran dana tidak mengarah ke kader yang lainnya, sulit memilahnya apakah Luthfi Hasan Ishaaq menerima (suap) sebagai pribadi atau sebagai Presiden PKS,” ujar Hifdzil saat dihubungi Okezone, di Jakarta, Selasa (28/5/2013) malam.
Dikatakan Hifdzil, hanya proses di persidangan yang akan membuktikan kemana saja aliran dana dari Ahmad Fathanah mengalir. Jika bukti di persidangan menunjukkan adanya aliran dana yang diterima kader PKS selain Luthfi, para petinggi PKS yang sebelumnya bersikukuh dengan keyakinan tidak ada kader lain yang terlibat, harus segera mengakuinya.
“Ini harus dibuktikan persidangan, jika sampai terbukti mengarah ke partai politik maka yang sebelumnya yakin tidak ada aliran dana yang diterima partainya harus segera mengakui dan mencabut ucapannya,” paprnya.
Sebelumnya, Ketua Fraksi PKS Hidayat Nurwahid meyakini jika aliran dana Ahmad Fathanah dari hasil suap impor daging sapi di Kementan tidak mengarah ke kader-kadernya seperti yang diduga oleh banyak pihak, termasuk Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK). Hal tersebut dikatakan Hidayat berdasar pada ucapan salah satu pimpinan KPK yang menyebut belum ada indikasi aliran dana Fathonah mengarah ke PKS.
Anggota Komisi VIII DPR itu juga menegaskan bahwa pihaknya selama ini telah bersikap proaktif dengan KPK dalam penuntasan kasus yang menyeret mantan Presiden PKS, Luthfi Hasan Ishaaq sebagai tersangka itu.
"Anda bisa lihat Pak Hilmi sangat kooperatif, dibandingkan dengan yang lain, ada yang sampai dijemput segala. Pak Hilmi telah menunjukan contoh terbaik sebagai Majelis Syuro," ujar Hidayat.
(Rizka Diputra)