JAKARTA - Kerjasama Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) bisa menimbulkan kecurigaan. Direktur Program Institut Demokrasi, Andi Gani menilai, lebih baik kerjasama itu dibatalkan.
"Jangan sampai ada pemikiran, nanti ekspektasi orang partai A menang, tiba-tiba partai B yang menang. Orang akan curiga dengan hadirnya Lemsaneg, jangan-jangan ini permainan yang dilakukan oleh lembaga ini," kata dia usai diskusi Golput dan Fenomena Jokowi di Menteng, Jakarta, Rabu (2/10/2013).
Menurutnya, aktivis sosial meminta kerjasama itu dibatalkan. Aktivis sosial juga akan meminta Komisi II DPR untuk menanyakan ke KPU ihwal keterlibatan Lemsaneg dalam proses pemilu.
"Saya minta Komisi II menanyakan kenapa dia (Lemsaneg) bisa ikut dalam proses tersebut," terangnya.
Menurutnya, kerjasama KPU-Lemsaneg memang tidak bisa disimpulkan bagian dari upaya partai penguasa melanggengkan kekuasaan. Namun, lanjutnya, kecurigaan seperti itu di masyarakat sangat mungkin terjadi.
"Untuk Pemilu adil, jujur dan bersih, batalkan MoU dengan Lemsaneg. Karena akan memancing kecurigaan kok tidak pernah ada di Pemilu sebelumbnya, tiba-tiba ikut," pungkasnya.
KPU dan Lemsaneg telah menandatangani perjanjian kerjasama untuk mensukseskan Pemilu.
"Tujuannya untuk peningkatan dan pengembangan SDM serta proteksi data dan kita berharap juga ikhtiar kita untuk kerjasama dengan berbagai pihak ahli IT," kata Komisioner KPU Ferry Kurnia Rizkiyansyah.
(Tri Kurniawan)