JAKARTA – Banyak upaya yang dilakukan untuk menolak ISIS dan paham radikalisme di negeri ini, salah satunya dengan diskusi. Para pemuda NU (Nahdlatul Ulama) dan aktivis Gusdurian menggelar diskusi bertema ‘Islam Nusantara’ di kantor PBNU, Jakarta Pusat pada Jumat 10 April 2015, malam.
Hadir sebagai pembicara, Bisri Effendy, budayawan dan peneliti senior, Mahrus El-Mawa, kandidat doktor filologi dan sebagai moderator Ulil Hadrawi, dosen sastra Arab UIN Jakarta.
“Kita harus mendefinisikan Islam Nusantara sendiri, sebelum didefinisikan orang lain. Masak Amerika mendefinisikan Islam sebagai teroris ini kan repot,” tutur alumnus Leiden University ini, Bisri Effendy.
Mahrus El-Mawa mengatakan, melalui naskah-naskah kuno Islam Nusantara, kita bisa melihat seperti apa tradisi dan praktik masyarakat Islam di negeri kita saat itu. Kekhasan dari Islam Nusantara ialah kekentalan lokalitasnya. Berbeda dengan Arab.