JAKARTA - Dua hari pascarumahnya digusur oleh Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), sejumlah warga Pasar Ikan memilih bertahan dengan menempati sejumlah perahu di sekitar bekas reruntuhan bangunan tempat tinggal mereka.
Tampak anak-anak membantu kedua orangtuanya mengkais puing-puing sisa reruntuhan bangunan demi menyambung hidup sehari-hari.
Seperti keluarga Surya Rahmawati (23). Ibu muda yang akrab disapa Uci ini memilih bertahan dengan menjadi "manusia perahu" lantaran menolak di relokasi ke Rusun Marunda. Pindah ke rusun baginya bukan tak menyelesaikan kesulitan setelah Pemprov DKI merubuhkan harta yang dimilikinya.
"Saya dari kecil sudah tinggal di sini bertahun-tahun. Kalau dipindahkan ke Rusun Marunda kami bisa kerja apa? Makan apa di sana?," kata Uci mengawali perbincangan dengan Okezone di atas perahunya, Rabu (13/4/2016).
Kata Uci, 200 warga yang juga terdapat anak-anak memilih jadi manusia perahu karena enggan di relokasi ke hunian berbayar milik Pemprov DKI. Untuk makan saja, lanjutnya, mereka harus menunggu rezeki dari warga sekitar yang tidak terdampak penggusuran.
"Mereka juga memikirkan yang sama mau makan apa kalau kami dipindah. Sekarang aja makan dibantu warga depan yang tidak kena gusur. Warga tidak hanya di perahu ini yang menolak. Tapi di dekat galian lumpur di sana ada juga, sekitar 200 orang saya rasa ada," ungkap Uci.
(Baca juga: Tanggapan Ahok soal "Manusia Perahu" di Pasar Ikan)
Uci menyesalkan sikap Ahok yang ogah berdialog dengan warga. Menurutnya, sebagai pemimpin Ahok harus bertingkah seperti seorang ayah terhadap para warganya. "Apalagi pemilu kemarin kami pilih Jokowi-Ahok. Pemimpin kok tidak punya hati nurani. Di sini tidak banjir tidak ada juga warga yang kena penyakit TBC seperti kata pak Ahok itu," Sindir Uci. (day)