Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

Tangis Uci, Warga yang Jadi "Manusia Perahu" Setelah Digusur Ahok

Fakhrizal Fakhri , Jurnalis-Kamis, 14 April 2016 |06:03 WIB
Tangis Uci, Warga yang Jadi
A
A
A

Saat pemukimannya diberikan surat peringatan oleh Wali Kota administratif Jakarta Utara. Kala itu, lanjut Uci, ribuan pesonel keamanan berjaga di lokasi seakan menebar ketakutan kepa‎da warga yang akan digusur karena dianggap akan melawan.

"Ada anak yang tidak mau sekolah seminggu sebelum penggusuran. Mereka takut sama pak polisi yang banyak di sini. Sebagai orangtua kami tak bisa berbuat apa-apa. Kami rakyat miskin dan lemah!," imbuhnya.

Sambil menunjuk puing-puing reruntuhan rumahnya, tangis Uci pecah. Hal itu lantaran rumah mungilnya tersebut merupakan hasil dari memeras keringat bersama suami tercintanya. "Suami saya melaut dan saya bantu berdagang. Bangun rumah itu juga dibantu kedua orangtua kami," ucapnya terbata-bata.

Saat malam tiba, Uci menerangkan, dirinya bersama sejumlah warga yang tak punya tempat tinggal harus tidur dengan berdesakan. Tak jarang ada yang tertidur sembari duduk.

"Karena yang tidurnya normal itu enggak bisa paling cuma anak-anak doang. Kami di perahu ya berdesakan. Ada juga warga yang menumpang saya masih lebih beruntung memiliki harta perahu ini," bebernya.

Lebih lanjut Uci menambahkan, dirinya beserta keluaga tidak mengetahui hingga kapan akan bertahan menjadi "manusia perahu". Karena, dirinya tidak dapat menerima relokasi ke Rusun Marunda.

"Kami lebih nyaman memilih tinggal di perahu dari pada ke rusun. Kalau sampai kapan, kami tidak tahu. Biarkan penolakan kami menjadi bukti apa yang kami lakukan ini adalah benar. Pak Ahok tolong kembalikan rumah kami!," keluhnya. (day)

(Susi Fatimah)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement