Advertisement
Advertisement
Advertisement
INFOGRAFIS INDEKS
Advertisement

NEWS STORY: Cerita Pengkhianatan di Bulan Puasa Akhiri Kiprah Cut Nyak Dhien

Randy Wirayudha , Jurnalis-Minggu, 18 Desember 2016 |16:08 WIB
NEWS STORY: Cerita Pengkhianatan di Bulan Puasa Akhiri Kiprah Cut Nyak Dhien
Cut Nyak Dhien (kedua dari kiri) yang sudah renta ditangkap Belanda dan dibuang ke Sumedang (Foto: Troepenmuseum/Wikipedia)
A
A
A

SEJAK dulu Aceh seolah jadi tanah petarung. Tidak hanya tokoh laki-laki yang punya dawat (tinta) harum dalam sejarah, tapi juga para “singa betinanya”.

Makanya dari berbagai kisah epik di masa kolonial Hindia Belanda, “Bumi Rencong” acap mencatatkan nama-nama besar wanita petarung. Sebut saja Laksamana Keumalahayati, Cut Nyak Meutia dan tentunya Cut Nyak Dhien.

Nama terakhir inilah yang sedikit banyak ingin diulas penulis, terutama tentang masa-masa “senjanya” hingga saat-saat wanita bangsawan ini menemui ajalnya di Sumedang, Jawa Barat.

Cut Nyak Dhien kita tahu, terlibat di beberapa kisah dalam Perang Aceh. Perang yang paling melelahkan dan paling lama harus diladeni pemerintah Hindia Belanda (1873-1904).

Cut Nyak Dhien sendiri awalnya bersuamikan Ibrahim Lamnga di usia yang sangat muda. Disebutkan, Dhien punya satu putra laki-laki sebelum ditinggal jadi janda pasca-suaminya tewas dalam pertempuran.

Sebagai janda, Dhien banyak dilamar para bangsawan lainnya yang ditolaknya mentah-mentah. Hanya satu, Teuku Umar yang akhirnya diterima Dhien sebagai suami keduanya, kendati usia Teuku Umar masih lebih muda dan sudah punya istri lain.

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita news lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement