BOSTON - Putra bungsu shah terakhir Iran dilaporkan melakukan bunuh diri di Boston karena tidak kuat menanggung kesedihan setelah ditinggal ayahnya. Dia juga diperkirakan merasa terbebani dengan pergolakan yang terjadi di Tanah Air-nya.
"Hari ini dengan rasa sedih yang mendalam kami ingin menyampaikan kabar duka atas meninggalnya kerabat kita Pangeran Ali Reza Pahlavi," demikian disampaikan putra sulung, Reza Pahlavi, dalam situs pribadi miliknya seperti dilansir AFP pada Rabu (5/1/2011).
Dia mengatakan saudaranya yang berusia 44 tahun sebenarnya tengah menimba ilmu di Universitas Harvard, dan sepertinya sangat memikirkan apa yang terjadi di negara asalnya.
"Seperti jutaan pemuda Iran lainnya, dia merasa sangat terganggu secara batin dengan apa yang tengah menimpa tanah air tercintanya. Kondisi itu diperburuk dengan beban yang harus dipikulnya akibat kehilangan ayah san saudara perempuan pada usia relatif muda," ujarnya lagi.
"Dia telah berjuang bertahun-tahun mengatasi kesedihannya, namun dia akhirnya menyerah. Pada malam 4 Januari 2011 di kediamannya di Boston, dia memutuskan mengakhiri hidupnya. Keluarga dan teman-temannya sangat sedih dengan kepergiannya," lanjut sang kakak.
Pihak kepolisian belum bisa mengonfirmasi secara resmi hal-hal yang terkait dengan kematian sang pangeran.
Namun seorang penegak hukum sempat memberi penjelasan, "saya dapat mengonfirmasi seorang pria dewasa yang berusia 40an tahun ditemukan tewas di 141 West Newton Street di Boston. Dia meninggal akibat luka tembak. Penyelidikan sedang dilakukan, namun sepertinya ini bukan kasus pembunuhan."
(Fajar Nugraha)