Saatnya SBY Minta Maaf, Diam, Tunjukkan Kerja Nyata

Marieska Harya Virdhani, Jurnalis
Selasa 25 Januari 2011 07:45 WIB
Share :

DEPOK - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dinilai banyak pihak sebagai pemimpin yang selalu bersikap reaktif. Apapun persoalannya, hampir seluruhnya direspons dan diberi komentar.  
Mulai dari masalah unjuk rasa dan kerbau Sibuya, kritikan dari sejumlah politisi, hingga baru-baru ini merasa tersinggung saat sejumlah tokoh agama merilis data 18 kebohongan yang dilakukan pemerintah.
 
Dengan sikap seperti itu, Presiden seolah bukanlah pemimpin, tetapi seorang juru bicara. Hal itu diungkapkan oleh Peneliti Kajian Budaya Universitas Indonesia (UI) Devie Rahmawati yang menyarankan saat ini sudah saatnya Presiden untuk bersikap diam.
 
“Saya kasihan sama Presiden, beliau hadir bukan sebagai leader, tapi sebagai jubir. Selalu komentari banyak hal, menurut saya, sudah saatnya Presiden diam, tapi tunjukan kerja nyata,” tegasnya saat berbincang dengan okezone.
 
Pascapaparan 18 kebohongan tersebut, Devie bahkan menyarankan Presiden untuk berjiwa besar kepada rakyat dan mengakui kesalahannya. Menjadi seorang pemimpin negara dan mengelola ratusan juta penduduk bukan hal yang mudah, karena itu wajar apabila pemimpin melakukan kesalahan.
 
“Andaikan SBY ingin coba ubah kultur berpolitik, cobalah meminta maaf, di Indonesia tak pernah ada budaya minta maaf, semua budaya kambing hitam, siapa yang harusnya bersalah tak mau mengaku, yang kena orang-orang kecil. Misalnya kasus Gayus, yang kena imigrasi, polisi nggak kena, bos Gayus nggak kena, Gayus jadi kambing hitam. Sebagai pemimpin tertinggi semua orang akan memaafkan, jangankan mengurus negara, menjadi lurahpun belum tentu benar,” ujar wanita yang juga dosen FISIP UI ini.
 
SBY juga diminta untuk memilih tiga atau lima persoalan dari 18 kebohongan yang disampaikan para pemuka agama. Devie menambahkan, dengan prioritas persoalan akan membuat pemerintah fokus dan dapat menunjukkan bukti kepada masyarakat dalam sisa tiga tahun kepemimpinannya.
 
“Persoalan bangsa banyak, itu saja sudah 18. Menurut saya pilih lima, tunjukkan kepada masyarakat sekarang tinggal 3 tahun menuju 2014, tinggal nanti siapa yang meneruskan, fokus tiga tahun apa, tahun pertama apa. Leader harus berani, siapapun yang bisa menuntaskan persoalan yang dihadapi bangsa ini, akan menjadi hadiah di tahun 2014 untuk dipilih rakyat,” tandasnya.

(Lusi Catur Mahgriefie)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya