Din: Kami Konsisten Berjuang

Ahmad Fadli, Jurnalis
Selasa 25 Januari 2011 09:12 WIB
Din Syamsudin
Share :

JAKARTA - Para tokoh lintas agama menegaskan komitmennya untuk terus melakukan gerakan melawan kebohongan yang dilakukan pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), meskipun muncul upaya atau gerakan untuk menghentikan sikap kritis para tokoh agama.
Lalu apa yang membuat tokoh agama ini melontarkan pernyataan keras kepada pemerintah SBY? Apa yang mereka incar?
 
Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia (PGI) Pendeta Andreas Yewangoe membantah kelompok agamawan ingin mendapatkan kedudukan. Pernyataan keras dengan menyebut pemerintah berbohong sudah merupakan tugas agamawan sebagai mitra kritis pemerintah.
 
“Kritis kami itu kritis yang solider, bukan hanya sekadar solider kepada pemerintah, tapi kepada seluruh bangsa ini. Maka mau tidak mau kami harus kritis. Itu posisi kami, bukan karena kami ingin berkuasa, ingin menjadi presiden atau menteri, tidak ada itu dalam hati kami. Sesungguhnya kami ingin negara ini diurus dengan baik, begitu saja,” kata Andreas kepada okezone di Jakarta, belum lama ini.
 
Pada kesempatan berbeda, Din Syamsuddin mengaku tidak terganggu dengan adanya Gerakan Anti Din Syamsuddin (Gadis), yang muncul sebagai respons penentangan terhadap pernyataan para tokoh lintas agama yang mengajak melawan kebohongan.
 
“Kami konsisten gerakan ini terus berlanjut dan tidak akan berhenti oleh gerakan apa pun. Insya Allah, saya tidak terganggu sedikit pun. Sesuai ajaran Islam, makin banyak yang menghina makin banyak peluang pahala bagi saya,” ujarnya.
 
Namun, Din Syamsuddin mengaku sedih dan menyayangkan sikap pemerintah dan pendukungnya yang dinilai mengalihkan persoalan dari substansi kepada persoalan-persoalan yang sangat tidak substansial, bahkan bernada personal.
 
“Pada hemat saya, sikap seperti menuduh orang per orang adalah semacam kekerdilan dan kenaifan, ini sangat disayangkan sekali,” katanya.
 
Karena itu, pihaknya mengimbau semua pihak, termasuk pemerintah, untuk lebih memperhatikan substansi dan tidak perlu mengalihkan ke persoalan pribadi, baik kepada Din secara pribadi maupun dengan organisasi yang dipimpinnya itu.
 
Din menambahkan, gerakan tokoh lintas agama adalah gerakan moral untuk perbaikan dan kemajuan kehidupan bangsa. Diharapkan pesan-pesan moral dari para tokoh agama tersebut walaupun menyentuh persoalan-persoalan politik kebangsaan namun bisa disikapi, terutama dengan memperhatikan substansinya.
 
Seharusnya apa yang disampaikan para tokoh agama itu sejatinya adalah kritik kepada pemerintah agar jangan lalai, karena para tokoh agama berkesimpulan ada distorsi, yaitu penyimpangan dari cita-cita nasional dalam penyelenggaraan negara dan kelangsungan pembangunan.
 
Penyimpangan tersebut, khususnya dalam bidang hukum dan ekonomi, di mana jelas dalam konstitusi mengamanatkan Indonesia adalah negara hukum, tapi yang dirasakan saat ini jauh dari harapan. Hukum masih bisa dibeli, disetir untuk kepentingan seseorang, dan dianggap yang sangat berbahaya.
 
Begitu pula dalam bidang ekonomi. Konstitusi mengamanatkan untuk menerapkan demokrasi ekonomi, tapi justru sebaliknya, yang diterapkan adalah kapitalisme global.

(Lusi Catur Mahgriefie)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya