Tak Seperti Gus Dur, SBY Lamban Tangani Konflik SARA

Nurul Arifin, Jurnalis
Sabtu 31 Desember 2011 14:05 WIB
Share :

SURABAYA - Kasus pembakaran rumah dan madrasah di kompleks pesantren milik warga Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, merupakan bukti gagalnya pemerintah dalam melindungi kebebasan berkeyakinan.

Selama 2011, sederet kasus kekerasan terkait agama dan keyakinan masih banyak terjadi. "Berlanjutnya kekerasan itu akibat lemahnya kepemimpinan SBY dalam dalam menjaga kemajemukan hidup masyarakat," kata aktivis HAM, International Center for Transitional Justice (ICTJ), Usman Hamid, kepada okezone, Sabtu (31/12/2011).

Menurut aktivis HAM ini, tipikal kepemimpinan SBY berbeda dengan
Abdurrahman Wahid yang akrab disapa Gus Dur. Presiden keempat ini selalu bertindak tegas membela kelompok minoritas.

Presiden SBY, lanjut Usman sebenarnya dapat mencontoh Gus Dur. Pemikiran Gus Dur terhadap kehidupan beragama, berbangsa, serta bernegara sudah terbukti dapat melindungi dan membantu kaum minoritas.

Peristiwa pembakaran ponpes di Sampang, kata Usman, menjadi catatan buruk bagi pemerinah yang tidak pernah tuntas menyelesaikan konflik di masyarakat.

"Sebelumnya terjadi insiden penyerangan warga Ahmadiyah di  Cikeusik, Banten, pembakaran masjid di Medan hingga penyerangan gereja Temanggung dan gereja Kepunton Solo. Semua terjadi di tahun 2011," katanya.

Seharusnya, pemerintah daerah setempat sigap mencegah peristiwa penyerangan dari kelompok Sunni ke Syiah. Alasannya, pemerintahan setempat gagal mengelola isu negatif dan kebencian warga terhadap komunitas Syiah di Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam itu.

"Aksi itu kemudian meningkat dan mengarah kekerasan sejak April lalu. Komunitas Syiah kemudian disudutkan oleh kelompok anti-Syiah. Pimpinan jemaah Syiah dipindah ke Malang," ujarnya.

(Ferdinan)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya