MAMUJU - Mutasi dua orang guru di SMP Negeri 1 Mamuju ternyata dipicu oleh laporan oknum yang tidak diketahui identitasnya ke Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju.
Tiga point yang dilaporkan, yakni Aminah dan Asma telah menjadi virus di sekolah sehingga lembaga pendidikan harus diselamatkan agar kegiatan belajar mengajar kembali normal. Maka dari itu kedua guru harus segera dimutasi.
"Saya tidak tahu motivasi dan pelapor. Yang jelas, memang ada yang melaporkan saya seperti itu. Kalau pun toh benar ada laporan, mestinya kami dipanggil untuk diklarifikasi. Sampai keluar SK itu, kami berdua tidak pernah dipanggil," tutur Asma, Senin (28/5/2012).
Asma sudah mengajar di SMP Negeri 1 Mamuju sejak 1995. Selama itu, guru sertifikasi mata pelajaran PKN itu mengaku tidak pernah mendapat teguran lisan maupun tulisan. Dia mengaku membutuhkan dana untuk dapat menyekolahkan anak-anaknya, karena itu dia harus mengajar minimal 24 jam per minggu.
Sedang di sekolah barunya SMP Negeri 2 Simboro tidak ada jam tersisa, sebab sudah ada guru PKN yang mengajar.
Senada dengannya, Aminah pun mengaku heran dengan mutasi yang tiba-tiba itu. Apalagi dia termasuk yang dilaporkan ke Diknas.
Aminah menyesalkan sikap Kepala Diknas Mamuju, Saleha Duka, yang mengambil sikap sepihak. Dengan alasan itulah kedua guru itu menolak SK mutasi yang diserahkan melalui Kepala Sekolah SMP Negei 1 Mamuju, Laode Nasaluddin. Karena keputusan itu dinilia tidak adil.
Sebanyak 29 guru dari 31 guru di SMP Negeri 1 Mamuju menyatakan menolak Aminah dan Asma dimutasi. Alasan mereka sama seperti siswa, yakni kedua tersebut perprestasi dan mampu meningkatkan kemampuan siswa.
Sementar itu, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Mamuju, Saleha Duka, membenarkan adanya laporan terkait kedua guru tersebut. Laporan itu sudah lama dievaluasi dan kemudian dijadikan salah atau alasan mutasi.
"Tapi sebenarnya, mutasi itu berdasarkan keputusan menteri. Ada instruksi untuk melakukan pemerataan guru. Jadi apapun alasannya, mutasi itu sudah harus dilakukan," katanya.
Mutasi guru di Mamuju, lanjutnya, tidak dilakukan secara serentak dan tidak hanya dilakukan di SMP Negeri 1 Mamuju saja.
Sebelumnya, pada April lalu dia juga mengungkapkan dari 17 kecamatan di Mamuju, tiga di antaranya yakni Kecamatan Kalumpang, Kecamatan Kepulauan Balak-Balakang, Kecamatan Bonehau, masih kekurangan tenaga pengajar. Kondisi itu karena tiga kecamatan tersebut berada di areal perbatasan.
(Risna Nur Rahayu)