JAKARTA - Kemelut perpecahan internal Golkar terkait desakan untuk mengevaluasi pencapresan Aburizal Bakrie terus mencuat. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Agung Laksono menyarankan agar semua tokoh di internal Golkar untuk menahan diri.
“Kalau menurut saya, siapapun boleh-boleh saja menulis surat. Menurut saya kalau semua bicara di ranah publik, tidak akan menemui jalan keluar, sepertinya lebih baik sama-sama menahan diri. Bicara inernal gak apa-apa, rapat, dibahas di meeting, pimpinan partai, di pers saya kira itu yang disesalkan,” ungkap Agung usai mengikuti Sidang Kabinet Paripurna, di Kantor Presiden Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta, Rabu (26/12/2012).
Menurut dia, dorongan beberap tokoh yang meminta agar pencapresan Ical dievaluasi tak seharusnya dibicarakan ke publik. Seharusnya, hal itu bisa dirapatkan di internal partai.
“Itu akan menjadi kontra produktif bisa ganggu pencalonan ARB, sama-sama mandiri, kalau ada usulan di internal,” katanya.
Agung sendiri sudah berkali-kali menyampaikan hal itu dalam beberapa rapat. Namun, saran tersebut jarang direspon. “Saya sudah sering sampaikan, ada rapat pleno, partai, harian, di situ aja. Jangan di publik,” terangnya.
Bagi dia, pencapresan Ical tidak bisa dievaluasi karena telah diputuskan dalam Rapimnas meski elektabilitas Ical belum tembus lima besar. “Masalah sudah diputuskan, sebaiknya konsistenlah disorong terus. Siapa tahu hari-hari mendatang ada perubahan,” imbunya.
Dia mengakui bahwa kecilnya elektabilitasnya Ical karena kurangnya sosialisasi. Oleh sebab itu kata dia, untuk menaikkan elektabilitas Ical mesin partai harus genjar melakukan sosialisasi terkait pencapresan Ical. “Memang perlu. Mesin-mesin partai perlu digenjot lagi.
(Misbahol Munir)