Rapat Penetapan Pimpinan DPR Aceh Diwarnai Aksi Banting Meja

Salman Mardira, Jurnalis
Selasa 09 Desember 2014 07:44 WIB
dok.Okezone
Share :

BANDA ACEH - Rapat Paripurna penetapan alat kelengkapan sekaligus penetapan pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) diwarnai kericuhan. Bahkan anggota dewan melakukan aksi banting meja.

Rapat penetapan fraksi-fraksi dan pemimpin definitid dewan yang berlangsung di Gedung DPRA Jalan Daud Beureueh, Banda Aceh, Senin 8 Desember 2014 malam, awalnya berjalan lancar.

Tiba-tiba terjadi ketegangan antara pemimpin sidang Muharuddin dan anggota DPRA Ridwan Abubakar alias Nek Tu. Keduanya sama-sama dari Partai Aceh, partai lokal yang dibentuk mantan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Kericuhan bermula saat Ridwan menolak Muharuddin sebagai Ketua DPRA yang diklaim telah disetujui pimpinan partai peraih kursi terbanyak di parlemen Aceh. Sementara Ridwan mengklaim bahwa mayoritas DPW justru mendukungnya sebagai Ketua DPRA 2014-2019 yang artinya menolak Muharuddin.

Mulanya Ridwan menginterupsi saat sidang sedang berlangsung. Muharuddin yang memimpin sidang mempersilakannya berbicara. Ridwan kemudian berbicara membacakan aturan tata tertib pemilihan ketua hingga soal rekomendasi dari DPW Partai Aceh yang mayoritas mengusulkan dirinya sebagai ketua.

Tiba-tiba Muharuddin langsung memotong, "Maaf Nek Tu, ini urusan internal Partai Aceh, nanti saja kita bahas," .

Saat itulah Ridwan emosi dan bangun dari tempat duduk kemudian membanting mejanya. Ia tak terima Muharuddin memotong ucapannya.

Sejurus kemudian, Ridwan maju ke depan untuk menemui pimpinan sidang. Namun ia tak sendiri, beberapa orang diduga simpatisan partai tersebut ikut maju ke depan dan memukul meja pimpinan sidang.

Pria berkaos biru juga ikut menyerang orang yang mencoba mencegah aksinya. Bukan hanya memukul meja pimpinan, mereka ikut berteriak-teriak memaki pimpinan sidang.

"Kami yang berperang, kau yang ambil untung," teriak seseorang di antara mereka.

Akibat kericuhan ini, sidang kemudian diskor selama 10 menit. Aparat kepolisian terus berjaga-jaga di sekitar lokasi sidang yang dipenuhi simpatisan partai. Skor kemudian dicabut, namun pimpinan sidang tak melanjutkan sidang tersebut. Ia membaca penutupan sidang sementara dan akan dilanjutkan esok.

Terkait kericuhan yang melibat dua politikus dari Partai Aceh, Juru Bicara Partai Aceh Suadi Sulaiman Laweung menolak berkomentar. "No coment," katanya.

Sementara Kapolresta Banda Aceh Kombes Zulkifli yang berada di lokasi sidang mengatakan, kericuhan dalam persidangan tersebut hanya masalah internal partai dan pihaknya sudah berhasil mengamankan sehingga tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

"Dari kepolisian sudah memberikan pengertian kepada mereka, kalau ada masalah yang kurang pas tolong diselesaikan baik-baik," ujarnya. (sna)

(Susi Fatimah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya