PARIS - Penulis "Ayat-Ayat Setan" Salman Rushdie angkat suara menyikapi kasus penembakan di kantor Majalah Charlie Hebdo di Paris yang mengakibatkan 12 orang tewas dan 11 lainnya luka-luka. Dengan tegas, pria yang dijatuhi hukuman mati oleh Pemerintah Iran, mengecam aksi tersebut.
“Agama, ketika dikombinasikan dengan senjata modern menjadi ancaman nyata bagi kemerdekaan,” tegas Salman Rushdie yang berada dalam perlindungan polisi sejak buku kontroversialnya diterbitkan pada 1988 silam.
"Fanatisme beragama telah memunculkan tindakan yang membahayakan dan kita menyaksikan dampaknya hari ini di Paris. Saya mendukung Charlie Hebdo, dan kita semua juga seharusnya begitu, untuk mempertahankan seni satire, yang menjadi kekuatan kebebasan dan melawan tirani, kebohongan serta kebodohan. Agama, sebagaimana gagasan-gagasan lain, layak dikritisi,” dia menambahkan.
Aksi penembakan brutal di kantor majalah Charlie Hebdo pada Rabu 7 Januari 2015 diduga karena media tersebut menerbitkan karikatur yang dianggap menghina Nabi Muhammad serta pemberitaannya acapkali memojokkan militan ISIS. Majalah mingguan Charlie Hebdo selama ini memang dikenal sering membuat kontroversi dengan menerbitkan karikatur satire yang bersifat “menyerang” politisi atau tokoh agama lintas keyakinan.
Pemberitaan bernada penghinaan baru-baru ini juga dialamatkan kepada pimpinan ISIS Abu Baks al-Baghdadi yang digambarkan sebagai “srigala kesepian”. Para jihadis telah memperingatkan dan mengancam majalah ini akan membayar atas apa yang telah mereka perbuat.
(Muhammad Saifullah )