SANAA - Utusan khusus PBB untuk Yaman, Jamal Benomar, memberikan peringatan mengenai kemungkinan pecahnya perang sipil di Yaman. Dia juga menyebutkan bahwa semua pihak ikut bertanggung jawab atas kekacauan ekonomi dan politik yang terjadi di negara itu. Demikian pernyataan tersebut
Kekacauan di Yaman semakin parah setelah Kelompok Houthi menguasai Ibukota Sanaa pada September 2014 dan menyingkirkan pemerintahan yang resmi. Kelompok Houthi terus berkonflik dengan Pejuang Sunni, dan kelompok-kelompok Al Qaeda.
Jamal saat berbicara dengan Dewan Keamanan PBB, Kamis (12/2/2015) lalu mengatakan bahwa ia melakukan negosiasi yang rumit setiap hari dengan pihak-pihak yang terkait.
Mengenai pernyataan Jamal tersebut, Sekretaris Jendral PBB Ban Ki-Moon meneruskan peringatan ini kepada dewan. Dia menyatakan bahwa Yaman sedang hancur di depan mata mereka dan komunitas internasional tidak boleh diam saja melihat keadaan ini. Demikian bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir Al Jazeera, Jumat, (13/2/2015).
Pernyataan Jamal ini hanya berselang sesaat sebelum pejuang Al Qaeda merebut pangkalan militer di selatan Yaman dan menawan tentara yang tertangkap. Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Prancis telah menutup kedutaan mereka di Sanaa akibat buruknya keadaan keamanan di Yaman.
Dalam sebuah wawancara terpisah, Rabu (11/2/2015), Jamal juga menyatakan bahwa kehancuran ekonomi Yaman tidak dapat dihindari, dan dialog untuk mencapai perdamaian harus lebih banyak lagi dilakukan.
(Hendra Mujiraharja)