Dikutip dari buku Kronik Revolusi Indonesia Jilid II, peran Pasukan-M di Bali diawali permintaan bantuan senjata Overste Ngurah Rai kepada pimpinan Markas Besar TRI (Tentara Republik Indonesia – sekarang TNI) di Yogyakarta, untuk menghadapi pendaratan besar-besaran sekutu dan Belanda di Bali pada awal Maret 1946.
Alih-alih memberi bantuan senjata yang memang minim, Jenderal Oerip Soemohardjo setelah berkonsultasi dengan Ngurah Rai, akhirnya diputuskan untuk mengirim pasukan dari ALRI.
Kapten (Laut) Albert Waroka bersama Ngurah Rai lebih dulu berangkat ke Bali, sementara Kapten Markadi menyiapkan empat seksi, di antaranya tiga seksi tempur dan satu seksi intelijen, untuk dikirim lebih dulu sebelum tiga seksi lainnya diberangkatkan.
Keberangkatan mereka untuk menyeberangi lautan terjadi pada 5 April 1956 dengan menumpangi sejumlah perahu nelayan. Meski sempat terlibat bentrokan kecil di Selat Bali dengan beberapa kapal patroli Belanda, Kapten Markadi masih bisa mendarat dengan selamat di Bali.
Seiring pentingnya peran Pasukan-M memperkuat perlawanan di Bali, Kapten Markadi turut menjalin persahabatan erat dengan Ngurah Rai, hingga tewasnya Ngurah Rai pada 'Puputan Margarana' pada November 1946.
(Rizka Diputra)