Sejarah Mencatat Australia Pernah Sukses Membujuk RI

Ferry Ardiansyah, Jurnalis
Rabu 29 April 2015 12:40 WIB
Bendera Merah Putih (Dok Okezone)
Share :

JAKARTA - Setelah Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, dalam bidang diplomasi Republik ini dihadapkan pada permasalahan negara mana yang bersedia mengakui kemerdekaan Indonesia.

Pengakuan pertama datang dari Mesir pada 1947, tapi itu belum cukup. Indonesia butuh negeri yang kuat untuk mengakui kemerdekaannya, khususnya dalam menghadapi agresi militer Belanda.

“Setelah Perundingan Linggarjati 1947, Australia pada awalnya mendukung kebijakan Belanda di Indonesia. Pada masa ini peran Amerika Serikat (AS) masih terasa,” ujar pengamat dari Pusat Kajian Amerika Serikat, Retno Sukardan Mamoto, ketika dihubungi oleh Okezone.

Namun, Belanda melanggar Perundingan Linggarjati dengan menyerang Indonesia pada 21 Juli 1947 atau yang dikenal dengan sebutan Agresi Militer I Belanda. Australia mengecam serangan Belanda tersebut dan menuntut agar PBB segera membentuk suatu komisi untuk mendamaikan Indonesia-Belanda.

Dibentuklah Komisi Tiga Negara (KTN) yang beranggotakan AS, Australia, dan Belgia. KTN berupaya untuk membujuk Indonesia dan Belanda kembali ke meja perundingan. Usaha KTN ini pun membuahkan hasil dengan ditandatanganinya perjanjian damai yang dikenal dengan sebutan Perjanjian Renville pada Desember 1947. “Meski keanggotaan Australia di KTN hanya bersifat cari muka, karena Australia sendiri masih dalam pengaruh bayang-bayang AS,” ujar Retno.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya