Menyelami masa kecil Gatot, sejak masa sekolah figur yang didaulat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional pada 18 Juni 1962 itu sudah punya watak pemberani dan tukang berkelahi.
Tapi hal itu membuat Gatot di-DO (di-drop out) atau dikeluarkan dari Europeesche Lagere School, akibat berkelahi dengan seorang anak Residen Belanda. Beruntung, dia masih bisa melanjutkan pendidikannya sampai ke Hollands Inlandse School (HIS) berkat bantuan anggota keluarganya di Cilacap.
Pekerjaan sebagai pegawai rendahan Belanda juga sempat digeluti, kendati tak dalam waktu yang lama. Lewat kesempatan yang dibuka pemerintah Hindia-Belanda, Gatot ikut pendidikan militer dan diterima sekolah militer Koninklijke Nederlands-Indische Leger (KNIL) di Magelang.
Cerita serupa dengan Soeharto atau Achmad Jani juga dialami Gatot, ketika pendidikannya bersama militer Belanda terhenti akibat masuknya tentara pendudukan Jepang. Karier militernya tetap diteruskan dengan pendidikan PETA (Pembela Tanah Air).
Pasca-Jepang menyerah, Gatot juga tak ayal ikut “meleburkan” diri pada Tentara Keamanan Rakyat (TKR, cikal-bakal TNI), sampai dipercaya memegang jabatan Panglima Divisi II dengan pangkat Letnan Kolonel.