Selayang Pandang Jenderal Gatot Soebroto

Randy Wirayudha, Jurnalis
Kamis 11 Juni 2015 06:03 WIB
Jenderal besar Gatot Soebroto yang diabadikan pada sebuah monumen di Purwokerto, Jawa Tengah
Share :

Singkat kata, kariernya terus melejit dengan memegang komando Corps Polisi Militer serta Gubernur Militer Surakarta (kini Solo) dan sekitarnya. Pada 1965 setelah sempat menyatakan pensiun, Gatot mencetuskan gagasan pembentukan Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang merupakan pendahulu Akademi Militer (Akmil) TNI.

Jabatan terakhir yang diembannya adalah Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad). Di masa menjelang pensiunnya itu, justru nasib Gatot meredup. Sosoknya bak sudah ingin "dibuang" oleh para yuniornya, sebut saja Jenderal Abdoel Haris Nasution dan bahkan oleh Presiden Soekarno.

Namun pada 11 Juni 1962, Letjen Gatot Soebroto meninggal secara mendadak akibat serangan jantung di usianya yang ke-54. Tujuh hari lamanya bendera setengah tiang berkibar. Presiden Soekarno pun memberinya pangkat Jenderal penuh secara anumerta.

Dalam buku ‘Soekarno, Tentara, PKI: Segitiga Kekuasaan Sebelum Prahara Politik 1961-1965’, kedua tokoh yakni Nasution dan Presiden Soekarno sempat dikatakan bingung untuk memperlakukan Gatot Soebroto jelang masa pensiunnya.

Tapi dengan meninggalnya Gatot, “masalah” itu selesai dengan sendirinya. Jika kematian Gatot melegakan Nasution dan Bung Karno, tidak halnya yang dialami mantan PM Sutan Sjahrir.

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya