Kapal penyeberangan itu membawa sejumlah pegawai republik dengan rute pelayaran Surabaya-Madura. Kapal itu dicecar serangan Belanda hingga tenggelam dan dikabarkan hanya dua penumpang yang selamat.
Gangguan Belanda juga memakan korban kapal Indonesia lainnya, di mana kapal penyeberangan “Pamekasan”, ditembaki dan diseret ke Surabaya yang juga terjadi di Selat Madura.
Seperti yang termaktub dari buku ‘Perjuangan Kemerdekaan Republik Indonesia di Madura’, Hari-H invasi pendarat sekira 300 pasukan Marinir Belanda akhirnya tiba pada suatu pagi sekira pukul 08.00 WIB di hari Jumat, 5 Juli 1946.
Pendaratan pihak Belanda ke wilayah yang masih termasuk daerah Jawa Timur dengan status karesidenan itu, turut disertai enam tank amfibi dan dengan perlindungan tiga pesawat pemburu P-51 Mustang atau yang populer dikenal dengan sebutan “Cocor Merah”.
Tujuan pendaratan mereka dititikberatkan di Pantai Kamal, Bangkalan, Madura. Pasukan pendaratan Belanda itu sempat memijakkan kakinya ke Pantai Kamal, setelah lebih dulu dilakukan penembakan ke wilayah pantai yang saat itu, dijaga sejumlah pasukan TRI (Tentara Republik Indonesia) dari Seksi I, Kompi IV, Batalion III, Resimen V Madura Barat.