Gagal dengan cara kontak fisik, sehari setelahnya Belanda menawarkan negosiasi. Hal itu disepakati sejumlah tokoh Madura dengan syarat, perundingan tak dilakukan di darat, melainkan di atas kapal dan tanpa senjata.
Belanda diwakili Mayor Smith dan pihak Indonesia didelegasikan Kahar Sosrodanukusumo, R.A. Ruslan Cakraningrat, Sis Cakraningrat, R. Abdul Rasyid dan Zainal Alim. Pihak Belanda menawarkan bantuan pangan untuk rakyat Madura yang saat itu hampir menderita kelaparan akibat blokade ekonomi Belanda. Tapi tawaran itu ditolak mentah-mentah.
Medio Februari 1947, Belanda melakukan invasi kembali dengan jumlah pasukan yang lebih besar dan berhasil menguasai Pulau Madura. Belanda baru angkat kaki setelah Perundingan Linggarjati mengakui wilayah republik di tiga wilayah, yakni Sumatera, Jawa dan Madura.
(Randy Wirayudha)