Pembangunan jalan layang Kelok Sembilan mulai dikerjakan pada November 2003 setelah memperoleh persetujuan pemerintah pusat melalui Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada Agustus 2003. Menggunakan APBN Rp10,345 miliar.
Pembangunan ini kian mengkristal ketika Presiden Megawati berkunjung ke Sumbar saat pengukuhan suaminya, (alm) Taufiq Kiemas sebagai Datuak Basa Batuah, Desember 2003. Sebelum dikukuhkan di Istana Kerajaan Pagaruyuang, Tanah Datar, saat jamuan makan di gubernuran, pembangunan jembatan ini menguat kencang.
Lobi di meja makan
Saat jamuan makan itu, wartawan senior yang urang awak Karni Ilyas (KI) duduk semeja dengan (alm) Taufik Kiemas (TK), (alm) Gubernur Zainal Bakar dan Menteri Kimpraswil Sunarno. Di meja itu, KI nyelutuk agar TK membuat monumen di Sumbar dengan cara membuat jalan langsung dari Riau ke Bukittinggi dengan memotong Kelok Sembilan.
TK yang happy saat itu (karena diusulkan Karni jadi Datuk di Minang karena ibu TK asli Minang) langsung sepakat dan minta Menteri Kimpraswil melaksanakan. Menteri Kimpraswil Sunarno pun makin melangkah mantap untuk merealisasikannya. Ia mencatat permintaan TK dan mengangguk pada KI. “Begitulah riwayatnya,” kata KI.
Pengalokasian APBN ditingkatkan untuk pembangunan jembatan kelok sembilan. Pada 2004 dialokasikan Rp13,920 miliar lalu Rp10,725 miliar (2005), Rp30 miliar (2006) dan Rp15 miliar (2007). Pada perubahan APBN 2007 hingga 2009 dialokasikan Rp173 miliar.