Sebuah Curhatan Ungkap Catatan Hitam Maskapai Metrojet

Jihad Dwidyasa , Jurnalis
Selasa 03 November 2015 10:10 WIB
Pesawat milik Maskapai Metrojet (Foto: Reuters)
Share :

MOSKOW – Jatuhnya pesawat komersial Rusia dengan nomor penerbangan KGL9268 di wilayah Sinai, Mesir, ternyata memberi dampak yang signifikan bagi citra maskapai pemilik pesawat itu, yakni Metrojet Kogalymavia.

Sedikit demi sedikit, catatan hitam maskapai Rusia itu mulai terungkap pasca-jatuhnya pesawat berjenis Airbus A321 yang membawa 224 penumpang di wilayah Sinai, Mesir.

Sebuah curhatan dari istri kopilot pesawat nahas itu ternyata mengungkap adanya masalah pada proses perawatan pesawat Maskapai Metrojet.

“Sebelumnya, suami saya pernah bercerita pada anak perempuan saya tentang kondisi pesawat yang akan ia terbangkan. Ia menceritakan tentang keluhannya terhadap kondisi pesawat yang membuatnya khawatir,” ujar istri kopilot pesawat KGL9268, Natalya Trukacheva ketika diwawancarai stasiun TV lokal, seperti dikutip IB Times, Selasa (3/11/2015).

Sementara itu, muncul juga pengakuan dari Direktur Umum Kogalymavia, Alexander Snagovsky, yang menyatakan bahwa Maskapai Metrojet sejatinya masih terbelit masalah finansial.

“Metrojet sebenarnya masih berhutang pada karyawannya hingga 70 juta Rubel, atau sekira Rp14 miliar. Jumlah itu merupakan tunggakan gaji karyawan,” ungkap Snagovsky, seperti dilansir dari Telegraph.

Sebagaimana diberitakan, kini pihak Maskapai Metrojet Kogalymavia sedikit demi sedikit telah menyampaikan hasil dari proses investigasi jatuhnya pesawat dengan nomor penerbangan KGL9268 itu.

Menurut pihak Metrojet, pesawat berjenis Airbus A321 itu tidak mengalami gangguan teknis. Direktur Operasional Maskapai Metrojet Alexander Smirnov, baru-baru ini menyatakan adanya gangguan dari luar yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat itu.

Kendati demikian, tim investigator gabungan dalam penyelidikan jatuhnya pesawat Rusia KGL9268 menyatakan, masih terlalu dini untuk menyimpulkan keseluruhan hasil investigasi.

Sebelumnya, mereka mengatakan bahwa pesawat nahas itu hancur di ketinggian wilayah udara Sinai. Setelah hancur, puing-puing pesawat tersebar hingga radius 20 kilometer persegi.

“Kami memperingatkan semua pihak untuk hati-hati dalam menyimpulkan informasi dini ini. Masih terlalu dini untuk menyimpulkan keseluruhan hasil investigasi,” ucap tim penyelidik gabungan yang terdiri dari invastigator Mesir, Rusia, Prancis, dan Jerman.

(Jihad Dwidyasa )

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya