YOGYAKARTA - Kampanye Pilkada Serentak di DI Yogyakarta, diwarnai aksi kerusuhan di tiga lokasi. Hal tersebut membuat warga resah. Salah seorang warga, Elanto Wijoyono bahkan mendatangi Markas Polda DIY untuk meminta klarifikasi petugas terkait permasalahan tersebut.
"Kami datang untuk menanyakan, kenapa ada kejadian seperti itu? Kenapa waktu ada pengerusakan, ada konvoi, aparat justru diam saja?" katanya pada wartawan di Mapolda DIY, Senin 23/11/2015
Menurut dia, sebagai warga, dirinya merasa tidak tenang, akibat ulah massa pawai yang mengancam keselamatan warga. Sebab, para peserta pawai tidak jarang menimbulkan kegaduhan dengan membunyikan kendaraan tanpa knalpot.
"Kita merasa terancam, sudah ada korban dari warga," ujarnya.
Elantu menuturkan, dirinya mempertanyakan komitmen Polda DIY untuk memperketat izin konvoi setelah kasus moge beberapa waktu lalu. "Seharusnya polisi tidak kecolongan, karena polisi tahu ada jadwal kampanye. Jadi tidak mungkin kecolongan karena sudah tahu jadwal kampanye terbuka. Tapi itu tadi, kejadian berulang lagi, warga yang jadi korban,"tandasnya
Sebelumnya, kampanye terbuka pilkada 2015 di Yogyakarta diwarnai aksi kerusuhan. Kejadian pertama terjadi di Kabupaten Sleman, akibatnya sebuah mobil dirusak massa. Kedua di Kota Yogyakarta, aksi ini membuat sebuah agen perjalanan dirusak massa beratribut parpol. Ketiga di Kabupaten Bantul, kerusuhan pecah antara sesama pendukung pasangan, mengakibatkan sebuah sepeda motor dibakar, dan dua orang mengalami luka.
(Fransiskus Dasa Saputra)