Menelusuri Ritual Tukar Pasangan Gunung Kemukus (II)

Bramantyo, Jurnalis
Jum'at 25 Desember 2015 03:04 WIB
Seorang pria usia mandi di Sendang Ontrowulan (foto: Bramantyo/Okezone)
Share :

SRAGEN - Hari menjelang sore saat seorang pria terlihat keluar dari lokasi Sendang Ontrowulan usai mandi, di sebuah sendang yang berada di bawah sebuah pohon besar. Lokasi sendang yang sudah tertutup tembok nampak gelap.

Dibagian luar sendang, nampak para penjual bunga dan paket yang nanti digunakan peziarah untuk melakukan ritual seperti bunga, minyak, kemenyan, dupa dan juga botol mineral berukuran 1,5 liter nantinya akan diisi oleh air yang diambil dari sendang Ontrowulan sibuk menawarkan dagangannya.

Setiap paket pengantar ritual di hargai Rp20 ribu hingga Rp 30 ribu perpaket yang berisi beragam bahan yang akan digunakan peziarah dalam menyampaikan niatnya.

Sri (50), wanita paruh baya, salah satu warga Kemukus yang mencari rezeki dengan menjual perlengkapan untuk ritual yang sudah dilakoni sejak usia muda ini mengaku pendapatannya menurun di banding sebelumnya.

"Khusus malam Jumat Pon yang merupakan hari yang bagus untuk melakukan ritual, baru kerasa rejeki sedikit melimpah di banding hari biasanya," jelas Sri kepada Okezone, Kamis (24/12/2015).

Sri mengakui saat ini yang melakukan ritual berkurang di banding beberapa tahun sebelumnya. Namun dalam seharinya masih ada saja yang sengaja berziarah dan melakukan ritual yang diawali dari mandi di Sendang Ontrowulan untuk membersihkan diri.

Usai membersihkan diri, jelas Sri peziarah kemudian menuju ke makam Pangeran Samudro yang berada di atas bukit. Untuk mencapai puncak peziarah harus melewati ratusan anak tangga kecil untuk sampai ke makam.

Nantinya, di lokasi tersebut akan diterima oleh juru kunci, dimana peziarah menyampaikan maksud dan tujuan kedaatangannya ke makam Pangeran Samudra. Setelah persyaratan lengkap ritual doa di mulai dengan di pimpin oleh juru kunci.

"Biasanya peziarah menyampaikan maksudnya seperti mendapatkan kelancaran rizki, naik pangkat, jodoh dan banyak lagi karepane (keinginan)," ungkap Sri.

Sementara itu, terkait adanya keharusan melalukan ritual hubungan badan dengan pasangan tidak resmi memang ada sebagian yang melakukannya sebagai persyaratan agar keinginannya bisa terkabul.

Peziarah tidak harus membawa pasangan dari luar, karena di lokasi banyak yang menjual jasa esek-esek tersebut. Meski saat ini tidak begitu terlihat jelas seperti beberapa waktu lalu.

"Dilakukan selama tujuh kali berturut-turut pada hari Kamis Pahing, Jumat Pon, Jumat Kliwon dan saat Malam 1 Suro," papar Sri lebih lanjut.

Bagi para peziarah yang niatnya terkabul, biasanya akan melakukan syukuran dengan menyembelih kamping di sekitar lokasi makam sebagai tanda syukur hajatnya berhasil.

Sementara itu, salah satu peziarah yang usai melakukan mandi di sendang Ontrosena kemudian berdoa dan ketika ditanya di mana pasangannya oleh salah satu penjual bunga hanya menjawab ringan dirinya tidak perlu pasangan.

"Nggak perlu pasangan," tegasnya sambil berpesan agar idenditasnya di rahasiakan.

(Awaludin)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya