Fakta tentang Jenghis Khan, Penguasa Mongol Kejam yang Toleran

Rizka Diputra, Jurnalis
Rabu 02 Maret 2016 16:43 WIB
Jenghis Khan (foto: biography.com)
Share :

Kekuatan para prajurit Mongol di masa lalu sudah melegenda. Di balik kehebatannya, ada sosok paling sangar sepanjang sejarah keberadaan Mongol. Dia adalah Jenghis Khan, pentolan Mongol paling ditakuti yang di bawah komandonya, berhasil menguasai hampir separuh dunia.

Ia bisa disebut penguasa paling jenius yang dapat menyatukan suku-suku Mongolia yang terpecah. Jenghis Khan dikenal sebagai jenderal yang piawai dalam berperang.

Ia pun dianggap sebagai penguasa paling ditakuti sepanjang masa yang pernah ada di dunia. Berikut beberapa fakta mengenai kehebatan Jenghis Khan, sang jenderal yang lihai strategi perang tersebut.

Jenghis Khan Punya Masa Kecil Kelam

Seorang Jenghis Khan ternyata punya masa kecil tidak menyenangkan. Masa kecilnya penuh perjuangan keras. Dilansir dari boombastis.com, berawal saat ditinggal mati ayahnya di usia sembilan tahun, ia dan ibunya diusir dari suku tempatnya berasal.

Jenghis Khan kecil lalu berburu untuk memertahankan hidup. Jenghis dan istrinya juga pernah diculik dan dijadikan budak. Namun, ia berhasil lolos dari penyiksaan dan mengumpulkan massa untuk menaklukkan seantero Mongolia.

Jenderal Terbaiknya Justru Musuh Besarnya

Seorang penguasa lazimnya memilih jenderal perang yang berasal dari orang kepercayaan yang sudah dikenal dengan baik. Namun, hal itu tidak berlaku bagi seorang Jenghis Khan. Ia pernah mengangkat seorang jenderal yang justru adalah musuh terbesarnya.

Jenderal bernama Jebe tersebut bahkan satu-satunya orang yang hampir saja menghabisi nyawa Jenghis Khan. Keberaniannya itulah yang membuat Jenghis Khan terkagum-kagum, sehingga mengangkat Jebe menjadi jenderal kepercayaannya. Jenderal Jebe juga berperan besar dalam sepak terjang Mognol menguasai daratan Asia dan sebagian Eropa.

Jenghis Khan Benci Penghinaan

Jenghis Khan dikenal sebagai penguasa yang sangat jumawa, sehingga tak heran jika ia paling benci dihina terlebih jika orang-orangnya dilecehkan. Hal itu pernah terjadi pada tahun 1219. Saat itu Jenghis Khan mengirim utusan ke Kerajaan Khwerezmid guna memberitahukan soal pertukaran barang di jalur sutra.

Namun, utusan sang penguasa Mongol itu malah dibunuh. Alhasil, Jenghis Khan murka bukan main. Ia lalu mengirim pasukan untuk menyerbu Khwerezmid yang menyebabkan kerajaan itu hancur lebur dan penduduknya tewas dibantai di jalan-jalan.

Jutaan Orang Dibantai Jenghis Khan

Ekspansi militer Jenghis Khan di masanya jelas memakan banyak korban. Bahkan ada informasi menyebutkan selama kepemimpinan Jenghis Khan bersambung dengan keturunannya, Mongol telah menghabisi nyawa sekira 40 jutaan orang.

Negeri Tiongkok kuno tercatat menjadi bangsa dengan korban terbanyak yakni mencapai 10 juta orang tewas. Kebengisan prajurit Mongol juga dirasakan oleh kekaisaran Islam di Baghdad, Irak.

Tepatnya pada tahun 1258 M, Hulagu Khan bersama kurang lebih 200 ribu pasukannya mengepung Kota Baghdad. Mongol menyerang Baghdad pada 10 Februari 1258.

Khalifah al-Musta’shim beserta 300 pejabat tinggi negara akhirnya menyerah tanpa syarat. Tak lama berselang mereka juga dibunuh, termasuk keluarga besar khalifah dan penduduk tak bersalah.

Jenghis Khan Ternyata Sangat Toleran

Di balik kekejamannya yang luar biasa, seorang Jenghis Khan ternyata sosok yang sangat toleran, terutama terhadap hal-hal fundamental seperti agama.

Jenghis Khan sangat menghargai setiap agama dari negeri-negeri yang ditaklukkannya. Ia bahkan tidak memungut pajak dari berbagai tempat ibadah itu.

Jenghis Khan berpandangan bahwa melakukan pemaksaan terhadap umat agama lain akan memunculkan pemberontakan. Oleh karenanya, ia tidak memberlakukan aturan ketat soal agama. Jenghis Khan yang bengis juga ternyata dikenal sangat religius.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya