JAKARTA – Pemilihan pendahuluan dan kaukus di Amerika Serikat masih bergulir. Sesuai jadwal, pada 5 Maret 2016, para bakal calon presiden dari dua partai besar akan kembali unjuk dukungan. Persaingan pun semakin ketat di Partai Republik, setelah Ben Carson mengikuti langkah Jeb Bush dengan keluar dari arena.
Perjalanan yang perlu ditempuh untuk menjadi perwakilan tunggal dari masing-masing partai masih panjang. Namun begitu, hasil Super Tuesday kemarin sudah menguatkan prediksi banyak orang mengenai siapa-siapa yang akan diusung pada pemilihan presiden 8 November 2016.
Salah satu prakiraan itu datang dari pengamat politik AS asal Indonesia, Rizki Ananda Ramadhan. Menurutnya, tidak bisa disangkal bahwa calon presiden terkuat yang akan bersaing pada partai final nanti adalah Donald Trump untuk Partai Republik dan Hillary Clinton mewakili Demokrat.
“Tapi saya lihat, Hlllary punya peluang yang lebih besar untuk dimenangkan daripada Trump. Walaupun, kita tahu mantan ibu negara ini akan memerintah dengan tangan besi. Hanya saja, Partai Demokrat saya rasa punya kebijakan umum yang dapat meredam dominasinya,” ujar pengamat yang juga Dosen Fakultas Hubungan Internasional di Universitas Padjadjaran, Bandung ini kepada Okezone, Sabtu (5/3/2016).
Di samping itu, ia melihat bakal capres Republik juga tidak kalah menarik. Faktanya, warga AS memiliki pandangan yang berbeda mengenai siapa yang layak dan tidak terlalu pantas untuk menduduki kursi nomor satu di negaranya.