Menurut laporan yang dilansir Independent, Rabu (13/4/2016) mereka datang tanpa pengelaman sama sekali di dunia Barat dan penguasaan Bahasa Inggris yang minim. Namun, mereka bisa mendapatkan tempat tinggal di San Diego dan belajar menerbangkan pesawat dengan bantuan seorang agen asal Arab Saudi, Omar al-Bayoumi.
Setelah bertemu dengan para pelaku, pada hari itu juga Omar menghubungi Imam masjid San Diego Anwar al-Awlaki yang diduga sebagai perekrut sekaligus motivator bagi para militan Al Qaeda. Semua hal ini dirasa sebagai sebuah kebetulan yang aneh oleh mantan anggota kongres AS Tim Roemer.
“Banyak sekali kebetulan, dan hal itu adalah tabir asap. Apakah hal itu cukup untuk membuat Anda marasa tidak nyaman, dan mencari tahu lebih jauh dan membuka ke-28 halaman itu kepada publik? Tentu saja,” kata Roemer.
Seorang mantan anggota Kongres AS lainnya, Porter Goss mengatakan bahwa alasan dokumen itu dirahasiakan sampai sekarang adalah karena hubungan antara pemerintahan George W. Bush dengan Arab Saudi. Namun, Arab Saudi sendiri dilaporkan telah mendesak dibukanya dokumen tersebut kepada umum.
Meski ada hubungan antara Arab Saudi dengan tragedi 9/11, AS tidak dapat menuntut kerajaan itu karena mereka telah mengklaim kekebalan. Baru-baru ini pengadilan AS justru menuntut Iran yang tidak memiliki hubungan dengan peristiwa berdarah itu untuk membayar ganti rugi sebesar USD10 miliar atau sekira Rp13 triliun.
(Rahman Asmardika)