ANKARA – Turki secara resmi melarang anggota parlemen Jerman untuk mengunjungi pangkalan udara milik pasukan koalisi di mana pesawat dan tentaranya berada. Berlin menduga keputusan itu dipicu kemarahan Ankara atas disetujuinya proposal yang menyebut pembantaian Kristen Armenia oleh Kesultanan Ottoman –pendahulu Turki– sebagai genosida.
Otoritas Turki baru-baru ini membatalkan kunjungan anggota Komisi Pertahanan Parlemen Jerman Ralf Brauksiepe dan sejumlah legislator lainnya ke Pangkalan Udara Incirlik. Media Jerman, Der Spiegel, menyebut kunjungan baru akan dilaksanakan pada Juli 2016.
“Otoritas Turki saat ini tidak mengizinkan rencana perjalanan tersebut. Tidak ada alasan yang disampaikan dengan pernyataan tertulis,” ujar juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman, seperti dimuat Russia Today, Kamis (23/6/2016).
Menurut laporan Der Spiegel, seorang pejabat kementerian menyebut Turki mengeblok kunjungan tersebut karena pengesahan resolusi genosida Armenia oleh Bundestag –sebutan Parlemen Jerman.
Keputusan Ankara itu diambil hanya beberapa hari setelah seorang juru bicara Kementerian Pertahanan Jerman mengatakan bahwa kedua negara sedang melakukan pembicaraan tahap akhir kesepakatan pembangunan fasilitas perumahan dan pesawat baru bagi tentara Jerman di pangkalan tersebut.
Jerman sepakat mengirim pesawat pengintai dan pesawat lainnya ke pangkalan tersebut untuk membantu pasukan koalisi menggempur ISIS. Saat ini, Jerman memiliki 250 tentara, enam pesawat pengintai Tornado, dan sebuah pesawat pengisian bahan bakar di Pangkalan Udara Incirlik.
(Wikanto Arungbudoyo)