TASIKMALAYA – Terungkapnya peredaran vaksin palsu belakangan ini membuat warga, terutama ibu yang memiliki bayi dan balita, menjadi resah. Sebagian warga bahkan memilih tidak memberikan dulu imunisasi untuk anaknya karena khawatir dengan vaksin palsu.
Hal itu juga berdampak pada program pos pelayanan terpadu (posyandu) bayi dan anak. Seperti terlihat di Posyandu Permata di RW 04, Jalan Buninagara 1, Kelurahan Nagarasari, Kecamatan Cipedes, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, yang biasanya ramai kini sepi dan hanya beberapa ibu yang membawa balita serta anaknya untuk diperiksa dan divaksinasi.
Sepinya peserta posyandu akibat warga takut untuk datang dan memberikan imunisasi terhadap buah hatinya, setelah terungakapnya kasus vaksin palsu. Apalagi, belum ada kepastian dari pemerintah bahwa daerah itu aman dari vaksin palsu.
“Takut anaknya gimana-gimana setelah divaksin, karena sekarang kan banyak berita yang menyatakan peredaran vaksin palsu,” ujar Juju, seorang ibu yang memiliki balita, Selasa (28/6/2016).
Sepinya peserta posyandu ini dirasakan sejak terungkapnya vaksin palsu. Padahal sebelum ada kabar vakisn palsu, jumlah peserta imunisasi 100 persen hadir dan ikut imunisasi, namun sekarang pesertanya turun drastis. Dari 80 anak dan balita peserta program posyandu di sana, hanya beberapa yang hadir.
Ketua Kader Posyandu Permata, Wina, mengatakan ibu-ibu takut datang ke posyandu setelah terungkapnya kasus vaksin palsu.
(Baca juga: Vaksin Palsu Beredar, Pemerintah Diminta Imunisasi Ulang)