JAKARTA — Wakil Ketua MPR Hidayat Nurwahid mengatakan, Indonesia membuka peluang pengabdian seluas-luasnya untuk para perempuan alumni Timur Tengah (Timteng) yang ingin berkontribusi bagi bangsa dan negara. (Baca juga: Ketua MPR: Demokrasi Indonesia Belum Tercapai).
Hal tersebut dikatakan Hidayat saat melantik Pengurus Perwatt di Aula Masjid Istiqlal, Jakarta. Sejarah, kata dia, mencatat dengan tinta emas peran aktif alumni Timur Tengah pada masa kemerdekaan Indonesia. Ia menyebut antara lain Abdoel Kahar Moezakir, yang pernah menjabat sebagai rektor Universitas Islam Indonesia.
Abdoel Kahar Moezakir adalah anggota Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan RI (BPUPKI). Bersama sejumlah tokoh antara lain Agoes Salim, yang juga alumni Timur Tengah, menyumbangkan pikiran dan tenaga mereka dalam proses awal berdirinya NKRI.
“Hari ini perjuangan, dan perjuangan untuk alumni (Timteng) tetap terbuka,” kata Hidayat dalam keterangannya, Senin (15/8/2016).
Ketua Perhimpunan Alumni Timteng ini melanjutkan, banyak yang bisa dikerjakan antara lain adalah melawan stigmatisasi negatif terhadap alumni Timteng yang diidentikkan dengan terorisme dan radikalisme.
Ia menegaskan, stigma tersebut jelas salah. Justru, jebolan perguruan tinggi di Timteng adalah agen-agen moderasi Islam.
"Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj dan sejumlah petinggi di ormas Islam, seperti Muhammadiyah dan Persatuan Islam, merupakan alumni Timteng," ujarnya.