INDRAMAYU – Wacana pemerintah yang akan menaikkan harga rokok Rp50 ribu per bungkus dinilai bisa meminimalkan perokok pemula. Pasalnya, perokok pemula akan berpikir dua kali untuk membeli rokok yang harganya bisa dua kali lipat dari harga semula.
Ketua Indramayu Sehat Tanpa Rokok, Soimalia Mahar mengungkapkan bahwa kenaikan harga rokok akan menjadi salah satu solusi untuk mengatasi defisit pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan meningkatkan kualitas layanan kesehatan.
Ia menambahkan bahwa kenaikan harga rokok, bisa juga merupakan strategi untuk melindungi anak-anak dan remaja yang menjadi sasaran promosi atau iklan rokok.
"Mereka akan berpikir dua kali untuk membeli rokok. Uang yang biasa untuk membeli rokok akan dialihkan untuk membeli hal lain yang bermanfaat, seperti membeli makanan sehat atau biaya pendidikan. Kenaikan harga rokok menjadi alat kendali untuk menekan jumlah perokok Indonesia," papar Mahar, Selasa (23/8/2016).
(Baca: Demi Kesehatan, DPR Dukung Kenaikan Harga Rokok)
Sementara, di Indramayu, kata dia, per hari masyarakat bisa menghabiskan dana sekira Rp5,1 miliar dari 425 juta jiwa masyarakat Indramayu yang merokok, dan 70 persen penyumbang tersebar rokok adalah masyarakat miskin.
(Abu Sahma Pane)