Ada retakan tanah di badan jalan yang cukup membahayakan sehingga perlu ada langkah untuk mencegah longsor di jalan tersebut. “Saya sudah meminta pemerintah desa setempat waspada mengingat itu adalah jalan desa agar ada tindak lanjut untuk pengamanan,” ujar Nur.
Apabila pemerintah desa merasa tidak mampu memperbaiki bisa berkonsultasi dengan Bupati Boyolali untuk solusi terbaik. “Jangan sampai ada korban yang lebih besar lagi. Apalagi jalan desa tersebut cukup ramai,” tuturnya.
Talut jalan setinggi 10 meter di jalan itu longsor dan menimpa rumah Narto Giman, 65, warga setempat. “Selain longsor, di kiri dan kanan jalan ada retakan tanah yang panjangnya hampir 50 meter. Ancaman longsor masih bisa terjadi karena curah hujan tinggi yang menyebabkan tingkat kejenuhan tanah menahan air akan mencapai puncak,” katanya.
Menurut Narto Giman, jalan Dlingo-Krasak retak dan berpotensi longsor karena jalur tersebut sering dilalui kendaraan berat terutama truk pasir yang over kapasitas. Di sisi jalan sudah dibangun talut namun belum ada satu tahun talut itu ambrol dan menimpa rumahnya.
(Ranto Rajagukguk)