PYONGYANG - Kematian saudara tiri pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, Kim Jong-nam menimbulkan kontroversi. Pejabat di Amerika Serikat dan Korea Selatan percaya bahwa pembunuhan ini diperintahkan langsung oleh Pyongyang. Motifnya tak lain karena pemimpin tertinggi mereka merasa kekuasaannya terancam.
Penegak hukum asal Korea Selatan mengaku mendapatkan kepastian informasi tersebut dari seorang mata-mata. Ada seruan di Korea Utara sejak 2012 untuk mencari tahu keberadaan Kim Jong-nam dan membunuhnya saat ada kesempatan.
Melansir Express, Kamis (16/2/2017), sebelum Jong-un menggantikan ayahnya, Kim Jong-nam pernah menjadi pewaris terkuat takhta kediktatoran Kim Jong-il. Sayang, langkahnya terjegal setelah berita penangkapannya di Bandara Tokyo pada 2001 beredar luas. Putra pasangan Kim Jong-il dan Song Hye-rim itu ditahan karena tidak bisa menunjukkan paspornya saat hendak memasuki Disneyland Jepang.
Ketika Jong-un akhirnya naik ke tampuk kekuasaan pada 2011, Jong-nam memilih kabur. Ia bersembunyi karena takut saudara tirinya akan mencari dia dan membunuhnya. Menyingkirkan semua pesaing, semata demi melegalkan kekuasaannya di negara tertutup itu.
Begitulah, Kim Jong-nam akhirnya meninggal akibat jarum beracun pada Senin 13 Februari 2017 di Bandara Internasional Kuala Lumpur, Malaysia. Kala itu, Kim Jong Nam sedang bersiap memasuki pesawat ke Macau, yang menjadi tempat pengasingannya selama beberapa tahun terakhir. Para penyerang dilaporkan menyemprot racun ke wajah Kim. Para pelaku kabur dengan taksi setelah menjalankan aksinya.