Lantas bagaimana kisah aneh tapi nyata ini bisa terjadi? Isay Judae menceritakan, berawal saat seorang wanita bernama Ny Retno datang bersama seorang pria ke kediamannya pada 12 Februari 2017 di Desa Telok. Kedua tamu lalu dipersilakan masuk rumah. Wanita itu mengaku utusan Sri Baruno Jagat Prameswari.
“Kedatangan mereka ke tempat saya untuk mencari damang atau tokoh adat. Lalu saya tanya kenapa? Ibu itu menjawab, katanya mereka sudah menerima pinangan Pangkalima Burung dari Kalimantan terhadap Putri Merapi di Jawa Tengah, sehingga, mereka ingin mengatur acara perkawinan,” tutur dia.
Dalam pernikahan ini, lanjutnya, mempelai perempuan ingin melangsungkan pernikahan sesuai tata cara adat Kalimantan atau Dayak. Sehingga kata Isay Judae, mereka datang mencari tokoh adat untuk menikahkan Pangkalima Burung dan Sri Baruno Jagat Prameswari. Mendengar permintaan itu, Isay Judae merasa cerita kedua orang ini agak janggal. Dia lalu mengajak kedua tamu ini mendatangi pisur guna menenung (meramal) kebenaran soal ini.
“Pertama kali menenung, kami tanya apa benar perjalanan mereka (Retno dan teman laki-lakinya ). Alat pisur berupa benda kemudian berputar. Itu menandakan benar. Seterusnya kami tanya yang lain-lain hingga tempat pelaksanaan acaranya yang ditunjuk langsung di tempat saya juga berdasarkan tenung tadi,” tutur dia.
Lantas, orang yang mengaku utusan itu menyerahkan sepenuhnya pada Damang dan masyarakat adat mempersiapkan pernikahan dan mereka langsung mengaku kembali ke Palangka Raya. Setelah pertemuan pertama, Isay Judae mengumpulkan tokoh adat setempat untuk melakukan rapat menyikapi rencana dimaksud. Dari rapat itulah, rincian untuk biaya pernikahan telah ditentukan sebesar Rp61 juta sesuai kebutuhan.