"Piro angkane (berapa nominalnya)," kata Bagoes menirukan ucapan Anam. "Rp 300 ribu - Rp 400 ribu pak," jawab Bagoes. "Emoh. Gendeng ta awakmu, mosok aku mbok padakne pengamen nang pinggir dalan (Tidak mau. Gila kamu ya, masak saya kami samakan dengan pengemis di pinggir jalan)," ucapnya lagi-lagi menirukan perkataan Anam.
Setelah menghardik Bagoes, lagi-lagi Anam pergi meninggalkan warganya itu begitu saja. Sejak saat itu, Bagoes terus berupaya menghubungi Anam. Namun pesan singkat yang dikirim Bagoes tidak mendapatkan respon. Hingga akhirnya pada Senin 6 Maret 2017 kemarin ia kembali ke kantor kecamatan.
"Saat itu saya hanya ditemui Sekcam sekira pukul 12.30 WIB. Saya nego-nego lewat Sekcam. Trianto coba menghubungi Pak Camat. Akhirnya mau turun harga, jadi Rp10 juta. Itu dikirim melalui pesan singkat ke nomor Sekcam, kemudian ditunjukkan kepada saya," terangnya.
Merasa keberatan, Bagoes memutuskan untuk pulang. Hingga akhirnya, sore harinya sekira pukul 16.00 WIB ia menghubungi Sekcam. Ketika itu terjadilah transaksi hingga akhirnya Trianto mengajak Bagoes untuk bertemu di SPBU Jalan Empunala, Kota Mojokerto.
"Awalnya mau ketemu di Kecamatan Bangsal, tapi karena cuaca, akhirnya Pak Sekcam meminta ketemu di SPBU itu. Di situ saya serahkan berkas dan uangnya saya masukan ke dalam amplop. Karena Pak Camat memang tidak bersedia menemui saya," paparnya.