Pilpres Digelar 9 Mei, Ini Nama-Nama Kandidat Presiden Korsel

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Minggu 12 Maret 2017 06:46 WIB
Korea Selatan mencari pengganti Presiden Park Geun-hye yang dilengserkan (Foto: Baek Seung-ryeol/Reuters)
Share :

KOMISI Pemilihan Umum (KPU) Korea Selatan (Korsel) resmi menetapkan pemilihan presiden (pilpres) akan dilangsungkan pada 9 Mei 2017. Ketua KPU Kim Yong-deok menjamin pilpres akan berlangsung secara bebas dan adil.

Sejatinya, pilpres Korsel 2017 dijadwalkan berlangsung pada 20 Desember 2017. Namun sesuai undang-undang, kekosongan pemerintahan setelah Park Geun-hye dilengserkan hanya boleh berlangsung selama 60 hari. Beberapa nama calon presiden pengganti telah mencuat di publik.

Nama pertama yang dijagokan adalah mantan Ketua Partai Demokrat Moon Jae-in. Pria kelahiran Geoje ini pernah berkarier sebagai Kepala Staf Kepresidenan bagi mendiang Roh Moo-hyun. Pria berusia 64 tahun itu juga pernah berkarier sebagai seorang pengacara pembela hak asasi manusia (HAM).

(Moon Jae-in. Foto: Kim Hong-ji/Reuters)

Moon Jae-in berhasil meraih nominasi sebagai calon presiden dari Partai Demokrat dalam pilpres 2012. Namun, pria berkacamata itu harus mengakui keunggulan Park Geun-hye dalam pemilihan presiden. Namanya disebut-sebut sebagai kandidat terkuat pengganti perempuan Presiden Korsel pertama itu.

Nama kedua yang muncul adalah Gubernur Chungcheong Selatan Ahn Hee-jung. Pria berusia 51 tahun itu sering dijuluki sebagai Gubernur K-Pop. Sebutan itu muncul karena sejumlah unggahan di media sosial Instagram menunjukkan hal-hal pribadi seperti halnya bintang-bintang pop Korea Selatan. Para pendukung menyebutnya EXO dari Chungcheong Selatan –merujuk pada nama boyband terkenal Negeri Ginseng.

(Pria berjuluk si Gubernur K-Pop, Ahn Hee-jung. Foto: Kim Hong-ji/Reuters)

Ahn Hee-jung dikenal sebagai sosok yang sangat bersahaja dan tidak neko-neko. Ia memiliki pengalaman sebagai ajudan bagi mantan Presiden Roh Moo-hyun. Hee-jung adalah kandidat terkuat nomor dua setelah Moon Jae-in dalam jajak pendapat pada akhir Februari 2017.

Nama ketiga adalah Wali Kota Seongnam, Lee Jae-myung. Rekan satu partai Moon Jae-in dan Ahn Hee-jung itu telah menjabat sebagai wali kota sejak 2010. Salah satu prestasi terbesarnya adalah program kesejahteraan sosial di Seongnam yang dianggap terbaik di Republik Korea.

(Wali Kota Seongnam, Lee Jae-myung. Foto: Korea Herald)

Bersama dengan dua koleganya, Lee Jae-myung dianggap sebagai Tiga besar calon Presiden Korsel berikutnya. Akan tetapi, pria berusia 52 tahun itu diprediksi masih berada di bawah bayang-bayang Moon Jae-in dan Ahn Hee-jung.

Kandidat keempat adalah anggota parlemen dari Partai Rakyat, Ahn Cheol-soo. Pria berusia 55 tahun itu selain dikenal sebagai seorang politikus, juga dikenal sebagai seorang pengusaha. Pria kelahiran Miryang itu adalah pendiri sekaligus Direktur AhnLab Inc., perusahaan penyedia perangkat lunak antivirus.

(Ahn Cheol-soo. Foto: Huh Gyong/Reuters)

Serupa dengan Moon Jae-in, Ahn Cheol-soo turut berpartisipasi dalam pilpres 2012. Ia sempat mengajukan diri sebagai capres, tetapi mundur hanya beberapa bulan jelang pelaksanaan. Ahn Cheol-soo kemudian memberikan dukungan penuh kepada Moon Jae-in meski namanya disebut-sebut dapat mengalahkan kandidat terkuat Park Geun-hye.

Nama terakhir yang disebut-sebut menjadi calon presiden adalah Perdana Menteri Hwang Kyo-ahn. Pria berusia 59 tahun itu adalah seorang jaksa karier. Ia menghabiskan 30 tahun waktu hidupnya untuk meniti tangga karier sebagai jaksa dengan spesialisasi keamanan publik.

(Perdana Menteri Korea Selatan Hwang Kyo-ahn. Foto: Ahn Young-joon/Reuters)

Hwang Kyo-ahn kemudian ditunjuk sebagai Menteri Kehakiman oleh Presiden Park Geun-hye pada 2013. Kariernya melesat pada 21 Mei 2015 ketika Park Geun-hye mengangkatnya sebagai Perdana Menteri menggantikan Lee Wan-koo yang mundur akibat kasus penyuapan. Kyo-ahn saat ini ditunjuk sebagai Presiden sementara Korsel hingga ada kandidat terpilih pada 9 Mei mendatang.

Satu nama lagi sempat muncul dan bahkan disebut-sebut dapat menang dengan mudah, yakni Ban Ki-moon. Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB itu sudah tidak perlu diragukan lagi pengalamannya. Mantan Menteri Luar Negeri Korsel itu memilih mundur setelah mengeksplorasi kemungkinan maju sebagai calon presiden.

Sayangnya, upaya tersebut tersendat gara-gara serangan politik akibat skandal yang melibatkan dirinya. Adiknya, Ban Ki-sang, serta keponakannya terseret kasus dugaan gratifikasi. Ban Ki-moon akhirnya mengumumkan penarikan dirinya pada 1 Februari 2017.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya