Anti-Islam, Kandidat PM Belanda Geert Wilders Keturunan Indonesia

Silviana Dharma, Jurnalis
Rabu 15 Maret 2017 11:48 WIB
Geert Wilders. (Foto: Reuters)
Share :

AMSTERDAM – Kandidat Perdana Menteri Belanda, Geert Wilders mengusung kampanye bertemakan anti-imigran dan anti-Islam. Dia pernah menyebut agama yang diturunkan di Arab itu sebagai ideologi totaliter. Dalam arti, politik yang dianut orang Muslim adalah menguasai negara secara penuh, tertutup pada paham dan ajaran agamanya.

Jika mendengar gaya bicara dan tema kampanye yang diusungnya, banyak orang serasa bernostalgia pada pemilihan presiden Amerika Serikat pada 2016. Tepatnya, dia disamakan dengan Donald Trump yang buktinya keluar sebagai jawara dalam kontes politik tertinggi di Negeri Paman Sam tersebut.

Lalu siapakah Geert Wilders yang akan bersaing dengan petahana PM Belanda Mark Rutte pada pemilu hari ini? Usut punya usut, USA Today, Rabu (15/3/2017) mengulas, politisi sayap kanan Belanda tersebut rupanya keturunan Indonesia.

Pria berusia 53 tahun itu aslinya memiliki rambut berwarna hitam, tetapi kini sudah mengecatnya jadi pirang. Dikenal sebagai politisi anti-Islam, dalam darahnya justru mengalir napas negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia.

Wilders lahir di Venlo, Belanda, pada 6 September 1963. Ayahnya seorang Belanda, sedangkan ibunya orang Sukabumi, Indonesia. Dibesarkan di keluarga Katolik, Wilders adalah anak bungsu dari empat bersaudara.

Beranjak dewasa, Wilders tertarik bergabung ke dunia politik. Dia kini menjadi Ketua Partai Kebebasan Belanda. Meski ibunya sendiri seorang pendatang, ia terus menyerukan kebijakan anti-pengungsi. Lebih dari itu, dia juga dikenal sebagai pembenci umat Islam.

Gara-gara paham ekstremnya tersebut, kakaknya, Paul, mengungkap kalau ibu Geert Wilders sangat malu dengan cara berpolitik anaknya. “Saya sangat yakin, ibu saya tidak mau dan tidak akan pernah memilih adik saya atau partainya. Saya juga tidak akan memberikan suara untuknya karena saya percaya dia memainkan isu yang berbahaya. Mereka selalu mengambinghitamkan agama Islam dalam krisis Eropa,” tukasnya, seperti disitat dari Daily Mail.

Wilders sendiri menganggap dirinya sebagai penganut paham liberal. Tokoh politik terkemuka yang diteladaninya adalah mantan PM Inggris, Margaret Thatcher. Dia tidak suka sistem politik Belanda dan elit penguasa yang hanya mementingkan diri sendiri, bukan taat pada konstituen negaranya.

Melansir The Sun, bahkan dia menganjurkan Belanda untuk mengikuti jejak Inggris Raya, keluar dari Uni Eropa (Brexit). Kampanye keluarnya Belanda dari Uni Eropa disebut Nexit.

Dia banyak bicara tentang Israel. Wilders pernah tinggal di sana selama dua tahun ketika masih muda. Saking terpesonanya dengan negara Timur Tengah tersebut, dia sudah mengunjunginya lebih dari 40 kali. Sekembalinya ke Belanda, dia mengaku jadi punya perasaan khusus, yakni solidaritas tinggi untuk negaranya.

(Silviana Dharma)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya