BAYONNE – Kelompok separatis Spanyol, Euskadi Ta Astakasuna (ETA), mengakhiri aktivitas pemberontakannya untuk membebaskan wilayah Basque dari Negeri Matador. Kelompok yang terbentuk pada 1959 itu menyerahkan persenjataannya kepada otoritas Prancis di Kota Bayonne.
ETA menyerahkan seluruh persenjataan mereka lewat mediator yang diberi nama “Ahli Perdamaian”. Mereka secara sukarela mengungkap koordinat dari delapan tempat persembunyian senjata. Secara total, ETA menyimpan 120 senjata api, sekira 3 ton bahan peledak, dan ribuan amunisi.
Seperti dimuat Reuters, Sabtu (8/4/2017), Menteri Dalam Negeri Prancis, Matthias Fekl mengatakan, aparat keamanan Prancis sekarang sedang mencari delapan situs tersebut untuk menetralisir bahan peledak serta mengamankan persenjataan.
Penyerahan senjata tersebut tidak dipandang sebagai akhir dari kelompok ETA secara politik, tetapi untuk mengakhiri jalan kekerasan yang mereka pilih. Perjuangan untuk memerdekakan Basque tetap berlanjut, tetapi mereka memilih jalan politik dengan mendorong referendum.
Selama lebih dari 50 tahun melakukan pemberontakan berdarah, sekira 800 orang tewas akibat serangan ETA. Kelompok tersebut kemudian mendeklarasikan gencatan senjata pada 2011, tetapi tidak menyerahkan persenjataan. ETA semakin melemah dalam beberapa tahun terakhir setelah otoritas Spanyol menahan ratusan anggotanya serta menyita persediaan senjata.
(Wikanto Arungbudoyo)