WASHINGTON DC – Dengan keadaan yang tak kunjung membaik terkait konflik diplomatik yang menyeret Qatar, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Amerika Serikat (AS) mulai meragukan klaim terorisme yang dilontarkan oleh Arab Saudi dan sekutunya.
Arab Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, dan diikuti beberapa negara lainnya, mengambil keputusan untuk memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Keputusan itu diambil Saudi dan sekutunya karena menuding Qatar mendukung kegiatan terorisme dan memiliki hubungan dekat dengan Iran.
Selain pemutusan hubungan diplomatik, Saudi dan sekutunya pun menjatuhkan sanksi terhadap Qatar dalam bentuk blokade ekonomi. Terdapat dugaan bahwa sanksi ini dapat membayangi Qatar hingga bertahun-tahun.
Mengingat Qatar, Arab Saudi, serta Uni Emirat Arab adalah sekutu AS, Negeri Paman Sam ikut khawatir dengan konflik diplomatik yang saat ini telah berjalan selama tiga pekan itu. Sebagaimana dikutip dari Sky News, Rabu (21/6/2017), juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert, mendesak semua pihak yang terlibat dalam konflik diplomatik ini untuk menyelesaikan perbedaan mereka.
Ia bahkan mulai mempertanyakan kebenaran tudingan yang ditujukan kepada Qatar terkait dukungan Doha terhadap terorisme. “Sekarang sudah lebih dari dua minggu sejak embargo dimulai, kami bingung karena negara-negara Teluk belum memberitahukan kepada rakyat Qatar atau publik terkait detail mengenai klaim yang mereka buat terhadap Qatar,” ujar Nauert.
“Semakin lama waktu berlalu, semakin muncul keraguan mengenai tindakan yang diambil oleh Arab Saudi dan Uni Emirat Arab,” tegasnya. Jubir Kemlu AS itu bahkan mensinyalir konflik diplomatik ini berhubungan dengan ketegangan politik yang mungkin saja telah lama tercipta di antara anggota Dewan Kerjasama untuk Negara Arab di Teluk (GCC).
(Emirald Julio)