Polemik Perpanjangan Status Darurat Militer di Marawi hingga Disetujui Parlemen Filipina

Silviana Dharma, Jurnalis
Minggu 23 Juli 2017 14:06 WIB
Protes perpanjangan status darurat militer di Marawi. (Foto: AP)
Share :

Namun Menteri Pertahanan Filipina, Delfin Lorenzana menyerukan peringatan keras. Dia meyakinkan, ada ancaman yang lebih serius pada masa mendatang jika pemerintah tidak segera bergerak.

“Kita perlu memperpanjang status darurat militer di Marawi karena kita belum menanggulangi mereka yang terinspirasi atau terpengaruh ISIS,” tegasnya, seperti dikutip dari Reuters, Minggu (23/7/2017).

Presiden Duterte mengumumkan status darurat militer di Marawi sejak 23 Mei. Ketika kelompok bersenjata Maute dan Abu Sayyaf berkoalisi menduduki kota berpenduduk Muslim terbesar di Negeri Lumbung Padi tersebut. Mereka berikrar akan mendirikan kekhalifahan ISIS di Asia dengan Marawi sebagai pusatnya.

Alhasil, militer terjun untuk bertempur membebaskan kota tersebut dari pengaruh ISIS. Pemerintah berhasil melumpuhkan dan merebut kembali beberapa wilayah di Marawi yang dikuasai Maute dalam hitungan minggu. Serangan artileri dan udara tak henti-henti berkumandang saat itu.

Pertempuran berlangsung selama dua bulan. Lebih dari 420 militan teroris, 100 tentara dan 45 warga sipil terbunuh. Militer Filipina mengatakan, beberapa dari korban meninggal akibat dieksekusi mati oleh pemberontak. Sekira 70 militan diperkirakan masih bersembunyi di dalam kota.

(Silviana Dharma)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya