Kebingungan, Keputusasaan
Di banyak kota di wilayah utara, sirene meraung-raung dan pengeras suara mendesak warga untuk mengambil tindakan pencegahan. Akibatnya, beberapa orang berebut meninggalkan rumah mereka, sementara yang lain mengaku tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.
Beberapa orang masih tinggal di perumahan sementara setelah gempa dan tsunami pada Maret 2011, mengatakan di media sosial, "Apa maksudnya, bangunan kokoh? Kami tidak memilikinya." Pejabat lokal bergegas ke kantor mereka beberapa jam lebih awal saat kereta api di wilayah tersebut, termasuk kereta peluru dari Tokyo ke wilayah utara, dihentikan sebentar.
"Kami merasa putus asa mengetahui tidak ada yang bisa kami lakukan bahkan saat sebuah misil melewati langit Jepang," ujar Hiroaki Kumasaka, 38, pekerja di sebuah perusahaan penerbitan dan berada di Stasiun Tokyo untuk melakukan perjalanan bisnis ke wilayah utara.
"Saya mengirim pesan kepada keluarga saya dengan mengatakan 'Jepang tidak lagi aman,' dan orang asing yang berdiri di sebelah saya berbagi perasaan yang sama dengan saya," ujarnya.