Dapat Serangan Sonik Misterius, AS Tarik Separuh Diplomatnya di Kuba

Djanti Virantika, Jurnalis
Sabtu 30 September 2017 12:02 WIB
Bendera Amerika Serikat dan Kuba. (Foto: CNN)
Share :

WASHINGTON – Staf Kedutaan Besar (Kedubes) Amerika Serikat (AS) di Havana, Kuba, belum lama ini mengalami serangan ‘akustik’ misterius. Akibat serangan tersebut, mereka mengalami sakit pada bagian pendengaran sehingga harus mendapatkan perawatan khusus.

Pemerintah AS pun tak tinggal diam melihat penyerangan misterius ini. Sebagaimana diberitakan ABC News, Sabtu (30/9/2017), Negeri Paman Sam memutuskan untuk memulangkan lebih dari separuh stafnya yang bekerja di Kedubes Kuba.

Hal ini diketahui melalui pengumuman yang dikeluarkan Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, pada Jumat 29 September waktu setempat. Menurutnya, keputusan ini dikeluarkan guna mencegah semakin banyaknya korban.

"Sampai pemerintah Kuba dapat menjamin keamanan diplomat kami di Kuba, kami akan mengurangi jumlah petugas di kedutaan. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan jumlah diplomat yang berisiko terkena bahaya," ujar Rex Tillerson dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Duh! 16 Diplomat AS Alami Gangguan Pendengaran di Kuba

AS mengaku, pengurangan diplomat ini dilakukan sebagai langkah serius terhadap penyerangan tersebut. Pasalnya, serangan itu berakibat fatal terhadap kesehatan para diplomatnya. Tak hanya gangguan pendengaran permanen, beberapa orang mengalami mual, sakit kepala, bahkan cedera otak akibat serangan perangkat sonik misterius ini.

Diplomat mulai mengalami masalah kesehatan yang tidak dapat dijelaskan itu sejak pertengahan November 2016. Namun, penyidik AS masih belum dapat mengetahui penyebab di balik serangan tersebut. Serangan ini sedikitnya telah melukai 21 diplomat. Mereka tiba-tiba jatuh sakit dalam waktu yang hampir berdekatan.

BACA JUGA: Diplomatnya Diusir AS, Kuba Selidiki 'Insiden Misterius'

Pihak Kementerian Luar Negeri Kuba, Josefina Vidal, menyayangkan keputusan Pemerintah AS. Menurutnya, mereka terlalu tergesa-gesa dalam mengeluarkan keputusan. Meski demikian, Kuba akan tetap bekerja sama dengan AS untuk menyelidiki serangan misterius ini.

"Pemerintah Kuba menghormati keputusan pemerintah Departemen Kesehatan AS," ujarnya dalam siaran pers di stasiun televisi pemerintah.

Pihak Kuba sendiri membantah telah melakukan serangan tersebut. Pemerintah setempat berjanji akan menyelidiki kasus ini.

BACA JUGA: Obama Tunjuk Dubes Kuba Pertama dalam 55 Tahun

Sebelumnya, pada Kamis 10 Agustus 2017, Washington mengusir dua orang diplomat Kuba akibat serangan misterius tersebut. Hal ini dilakukan saat hubungan diplomatik kedua negara baru saja pulih setelah membeku selama 50 tahun.

Presiden AS, Donald Trump, sendiri memang menggulingkan beberapa kebijakan yang telah dibuat Barack Obama terhadap Kuba. Meski demikian, orang nomor satu di AS itu tetap membiarkan sejumlah perubahan yang telah terjadi, termasuk membuka kembali Kedubes di Havana. (DJI)

(Rifa Nadia Nurfuadah)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya