Luar Biasa! Bertepatan Hari Sumpah Pemuda, Paviliun Indonesia Berdiri di Kiev

Antara, Jurnalis
Senin 30 Oktober 2017 17:20 WIB
Duta Besar Indonesia untuk Ukraina Yuddy Chisnandi meresmikan paviliun Indonesia di Kiev. Foto Ist
Share :

Yuddy mengatakan untuk membuat situs budaya Indonesia itu diperlukan sentuhan dan keahlian dari karya seniman budaya kita. Sehebat-hebatnya ahli kesenian, bangunan atau patung dari Ukraina, tentu tidak bisa menjiwai seni budaya dari bangsa Indonesia. Oleh karena itu untuk membuat sebuah situs budaya Indonesia harus didatangkan seniman Indonesia. Untuk membangun sebuah situs kebudayaan Indonesia di luas lahan yang untuk dibangun seluas 5000 meter persegi dihamparan sekitar satu hektar, itu tantangan yang paling berat. Apakah ada yang bisa diminta bantuan untuk datang, merencanakan dan kemudian mengerjakan (paviliun) itu.

Tantangan berikutnya lanjut Yuddy, di lokasi itu harus dibangun bangunan yang menjadi khas Indonesia. Perbedaannya harus tampak baik dari warnanya, dari atapnya dan arsitekturnya. Jika pengunjung saat ini melihat arsitektur Paviliun Indonesia, mereka akan menyadari bahwa ini pasti bukan bangunan Eropa, ini bukan bangunan Ukraina ini pasti Asia. Dan ketika pengunjung menyadari itu Indonesia maka dia akan menemukan pengetahuan budaya tradisional Indonesia.

Beruntung, ungkap Yuddy, dirinya dibantu oleh seorang arsitek bangunan Sunda, Jatnika Nanggamiharja atau dikenal dengan Ki Jatnika, dari Yayasan bambu Indonesia, Cibinong. Ia bersedia datang ke Kyiv pada 9 hingga 11 Juni 2017 lalu dengan timnya. Ki Djatnika kemudian merancang rumah arsitektur Sunda yang juga menjadi prototype dengan arsitektur Jawa baik itu jawa tengah, jawa timur, Jogjakarta dan juga beberapa daerah lainnya.

Lebih dari itu, ujar Yuddy, ia membantu mengerahkan 3 orang seniman yang merangkap “tukang” dari Yayasan Bambu Indonesia untuk mendesain sekaligus membangun Paviliun tersebut. Ketiga orang ini. Hikmatullah atau Mang Ujang, Aden Soma alias Mang Aden dan Yudi wahyudi alias Mang Yudi yang menuntaskan pembangunannya, yang tentu dibantu oleh berbagai pihak. Tim KBRI Kyiv, lanjut Yuddy, tinggal mengawasi dan memastikan mana yang bisa dikerjakan oleh orang Ukraina, dan mana bagian yang hanya bisa dikerjakan oleh orang-orang Indonesia. Mengingat Ukraina mempunyai musim dingin yang ekstrim, maka waktu pembangunan dibatasi hanya 3 bulan.

“Tentu saja, ini menjadi kendala dan tantangan yang luar biasa. Terlebih kultur dan Bahasa yang berbeda antara para pekerja yang mengerjakan kegiatan tersebut. Namun atas dukungan semua pihak termasuk pemerintah Ukraina, semua bisa diatasi dengan baik. KBRI hanya memfasilitasi keberangkatan, tempat tinggal dan logistik termasuk jaket tahan salju, makanan dan peralatan. Namun karena semuanya dikerjakan dengan gotong royong dan tulus, maka semua kendala dapat diatasi dan saat ini pekerjaan Paviliun Indonesia telah tuntas. Para seniman yang merangkap tukang tersebut, telah selamat kembali ke tanah air, setelah 67 hari menuntaskan pekerjaan mereka membangun Paviliun Indonesia di Kyiv, Ukraina,” pungkas Yuddy Chrisnandi.

(Rachmat Fahzry)

Halaman:
Lihat Semua
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya