Duh! Kunjungan Tillerson ke Myanmar Jadi Sinyal Kuat Bahwa AS Kian Serius Jatuhkan Sanksi Terkait Rohingya

Rufki Ade Vinanda, Jurnalis
Sabtu 04 November 2017 04:19 WIB
Desa tempat tinggal Rohingya dibakar habis. (Foto: Reuters)
Share :

WASHINGTON - Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, akan berkunjung ke Myanmar pekan depan. Menlu Tillerson rencananya akan ke Myanmar pada 15 November setelah mendampingi Presiden AS, Donald Trump, melakukan di Asia.

Tillerson dijadwalkan mengunjungi Ibu Kota Myanmar, Naypyidaw, untuk bertemu pemimpin senior dan pejabat setempat. Mereka akan membahas upaya guna menangani krisis kemanusiaan di Rakhine State. Kunjungan menteri dari Negeri Paman Sam ini menjadi bukti bahwa AS kian serius dalam rencana pemberian sanksi pada Myanmar.

Baca Juga: Tekan Myanmar Selesaikan Krisis Rohingya, Menlu AS Siap Bertolak ke Naypyidaw

Sebagaimana diketahui, Myanmar dituduh telah melakukan upaya pembersihan etnis terhadap etnis Rohingya. Menanggapi hal tersebut, Kementerian Luar Negeri AS sebelumnya mengumumkan akan mempertimbangkan menjatuhkan sanksi ke Myanmar.

Sebagaimana diwartakan Asian Correspondent, Sabtu (4/11/2017), Otoritas Negeri Adidaya itu telah merumuskan beberapa sanksi yang tepat untuk Myanmar. Wacana yang pertama adalah larangan perjalanan bagi para pejabat tinggi pemerintahan dan militer Burma untuk menginjakan kaki ke tanah AS.

Baca Juga: Mantap! Kejam terhadap Rohingya, AS Pertimbangkan Jatuhkan Sanksi ke Myanmar

Selain itu, akan ada juga sanksi di bidang perdagangan yang melarang pembelian atau impor batu giok dan baru rubi dari Burma. Departemen Keuangan AS juga akan membatalkan dukungan bantuan keuangan internasional yang bermitra dengan perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh warga Myanmar.

Jika benar dijatuhkan, maka sanksi itu akan berlaku sampai pelaku kekejaman terhadap orang Rohingya bertanggung jawab. Penyusunan sanksi itu dibuat dengan tujuan untuk mendorong Pemerintah Myanmar dan Aung San Suu Kyi berbuat lebih banyak dalam membantu dan menyelesaikan krisis Rohingya.

Baca Juga: Tegas! AS Nyatakan Pemimpin Militer Myanmar Bertanggungjawab Atas Krisis Rohingya

Tentara Burma Tatmadaw (nama resmi angkatan bersenjata Myanmar) diduga merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas penderitaan warga Rohingya. Hingga menyebabkan lebih dari 600 ribu orang nekat menyeberang ke Bangladesh.

"Wacana sanksi ini akan membuat jelas bagi para pejabat tinggu Burma bahwa akan ada konsekuensi atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan," ujar Senator Parlemen AS, Ben Cardin.

Baca Juga: Myanmar Terus Dibanjiri Kritik Terkait Rohingya, Ribuan Orang Berkumpul Bela Negara

Belakangan ini, Menlu Tillerson memang semakin fokus dengan krisis yang terjadi di Rakhine State. Ia mengutuk serangan yang dilakukan oleh warga Rohingya di Myanmar. Dalam beberapa pekan terakhir, Tillerson juga berbicara dengan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, melalui sambungan telefon.

Ia juga menghubungi kepala militer Myanmar, Jenderal Senior Min Aung Hlaing. Saat menghubungi Min Aung Hlaing, Tillerson mendesaknya untuk mendukung pemerintah Myanmar dalam mengakhiri kekerasan di Rakhine. Ia juga memintanya untuk tidak membiarkan etnis Rohingya melarikan diri.

(Rufki Ade Vinanda)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya