Myanmar Tak Bisa Jamin Keamanan, Menlu Retno Batal Hadiri Peletakan Batu Pertama RS Indonesia di Rakhine

Wikanto Arungbudoyo, Jurnalis
Senin 20 November 2017 19:58 WIB
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi (Foto: Dok. Okezone)
Share :

NAYPYIDAW – Prosesi peletakan batu pertama Rumah Sakit Indonesia di Rakhine State, Myanmar, pada batal dihadiri oleh Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno LP Marsudi. Sebab, Pemerintah Myanmar tidak bisa menjamin keamanan mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu selama berada di Rakhine.

Mengingat acara pada Minggu 19 November tersebut berada di wilayah utara Rakhine State, yakni Myaung Bwe, yang masih dianggap rawan, Pemerintah Myanmar mengajukan permintaan pembatalan tersebut di saat-saat akhir. Karena tidak mendapat jaminan akan diberikan pengamanan optimal sesuai standar untuk tamu resmi negara setingkat menteri, Menlu Retno akhirnya batal hadir.

Berdasarkan keterangan pers yang diterima Okezone, Senin (20/11/2017), pasukan keamanan Myanmar saat ini sedang difokuskan untuk mengamankan KTT ASEM di Ibu Kota Naypyidaw. Pertemuan tersebut dihadiri oleh sekira 53 pejabat menteri dan setingkat menteri dari Eropa dan Asia.

Acara peletakan batu pertama akhirnya hanya dihadiri oleh Duta Besar RI untuk Myanmar, Ito Sumardi, sebagai perwakilan pemerintah Indonesia. Juga hadir Menteri urusan Rakhine State Myanmar, perwakilan kementerian kesehatan Myanmar, perwakilan MERC, perwakilan tokoh masyarakat setempat, tokoh masyarakat agama Budha dan Islam, serta dihadiri ratusan warga setempat.

(Acara peletakan batu pertama di Rakhine State. Foto: Kementerian Luar Negeri RI/Twitter)

Rumah Sakit tersebut adalah wujud kontribusi masyarakat Indonesia untuk warga di Rakhine State. Rumah Sakit Indonesia akan menyediakan pelayanan kesehatan untuk seluruh komunitas di Myaung Bwe secara inklusif, tidak memandang suku, agama dan latar belakang.

Rumah sakit Indonesia didirikan di lahan seluas 12.000 m² dengan luas total bangunan 8.000 m² termasuk akomodasi staf kesehatan dan gedung utama rumah sakit. Rumah sakit tersebut dibangun dengan biaya sekira USD1,8 juta hasil kerjasama Pemerintah Indonesia antara lain dengan kontribusi masyarakat Indonesia termasuk Palang Merah Indonesia, berbagai LSM, dan sektor swasta.

Peletakan batu pertama ini menandakan dimulainya pembangunan tahap kedua untuk pembangunan akomodasi staf medis dan tahap ketiga untuk pembangunan gedung utama. Tahap pertama pembangunan untuk pemetaan dan konstruksi pagar sebelumnya telah selesai sejak September 2017. Diharapkan Rumah Sakit ini akan rampung pada pertengahan 2018.

Rumah sakit Indonesia ini dibangun dengan menggunakan sumber daya materiil dan tenaga kerja setempat sebagai bentuk konkret Indonesia untuk membantu meningkatkan peluang ekonomi masyarakat lokal selain menumbuhkan rasa kepemilikan terhadap rumah sakit tersebut.

Sebelumnya Indonesia juga telah menyampaikan bantuan USD1 juta untuk pembangunan 4 Sekolah pada 2014, 10 kontainer bantuan kebutuhan dasar pada Desember 2016 dan pembangunan 2 sekolah di Sittwe yang telah diresmikan Menlu RI pada Januari 2017.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya