AS Siap Buka Kedubes di Yerusalem pada Mei 2018

Rahman Asmardika, Jurnalis
Sabtu 24 Februari 2018 13:01 WIB
Foto: Reuters
Share :

WASHINGTON - Pemerintah Amerika Serikat (AS) menyatakan siap untuk membuka kedutaannya di Yerusalem pada Mei 2018. Pemindahan kedutaan dari Tel Aviv itu merupakan realisasi dari pengakuan AS terhadap status Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel yang diumumkan Presiden Donald Trump pada Desember tahun lalu.

BACA JUGA: Erdogan Tegaskan Akan Buka Kedubes Turki di Yerusalem Timur

"Kami sangat antusias untuk mengambil langkah bersejarah ini, dan menantikan dengan antusias pembukaan pada Mei," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri AS, Heather Nauert seperti dikutip Reuters, Sabtu (24/2/2018).

Kedutaan di Yerusalem akan secara perlahan-lahan diperluas dari dalam fasilitas konsuler yang sebelumnya telah berdiri di daerah Arona. Meski pemerintah AS telah mencari lokasi baru untuk berdirinya kedutaan permanen, Nauert mengatakan bahwa langkah itu adalah upaya jangka panjang.

Dalam pernyataannya Nauert mengatakan, lokasi kedutaan sementara itu akan memilki kantor untuk duta besar dan sejumlah kecil staf dan pada akhir 2019 akan ada paviliun kedutaan yang dibuka.

Konsulat di Yerusalem Timur tetap akan melayani warga Palestina. Namun, menurut salah seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya, Duta Besar AS, David Friedman akan terus tinggal di kediamannya di Herzliya, utara Tel Aviv karena alasan keamanan.

Langkah ini direspons dengan kemarahan oleh pihak Pelstina yang menyebut pemindahan kedutaan itu sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

"Ini adalah langkah yang tidak dapat diterima. Setiap langkah sepihak tidak akan memberikan legitimasi kepada siapapun dan akan menjadi hambatan bagi upaya menciptakan perdamaian di kawasan ini," kata Juru Bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Nabil Abu Rdainah.

BACA JUGA: Kunjungi Tepi Barat, Delegasi Kongres AS Disambut Lemparan Telur dan Sepatu

Sampai saat ini belum ada negara lain yang secara resmi mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Keputusan AS untuk melakukan langkah unilateral itu telah menimbulkan perpecahan terkait upaya perdamaian di Timur Tengah.

(Rahman Asmardika)

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya