WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mengatakan bahwa dia mungkin akan pergi ke Israel untuk menghadiri pembukaan Kedutaan Besar AS di Yerusalem yang rencananya dilakukan Mei mendatang. Trump menyampaikan hal itu saat bertemu dengan Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu di Gedung Putih, Senin, 5 Maret waktu setempat.
BACA JUGA: AS Siap Buka Kedubes di Yerusalem pada Mei 2018
Keputusan Trump untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memindahkan kedutaan AS dari Tel AViv ke kota suci tiga agama itu telah membuat sekutu AS di Arab marah. Langkah tersebut juga telah mempersulit upaya pemerintahan Trump untuk menghidupkan kembali perundingan damai Timur Tengah yang telah lama terhenti.
Berbicara dengan Netanyahu di Ruang Oval, Trump mengatakan bahwa dirinya mempertimbangkan kunjungannya ke Yerusalem untuk pembukaan Kedubes pada Mei.Jika rencana itu terwujud, kunjungan itu akan menjadi lawatan kedua Trump ke israel selama menjabat sebagai Presiden AS.
"Kami merencanakan untuk datang. Jika saya bisa datang, saya akan datang," ujarnya sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (6/3/2018).
Terlepas dari keputusan kontroversial mengenai pengakuan Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan pemindahan kedutaan dari Tel Aviv ke Israel, Gedung Putih mengatakan bahwa Trump masih berkomitmen untuk mewujudkan sebuah kesepkatan perdamaian antara Israel dan Palestina.
BACA JUGA: Kunjungi Tepi Barat, Delegasi Kongres AS Disambut Lemparan Telur dan Sepatu
Namun, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas yang marah atas keputusan Trump terkait Yerusalem telah menolak melakukan pembicaraan dengan AS dalam proses perdamaian Timur Tengah. Hal ini membuat Trump untuk menunda pengajuan usulan perdamaian.
(Rahman Asmardika)