Vesna mengalami koma selama beberapa pekan usai kecelakaan tersebut. Selain posisinya di pesawat yang menguntungkan, nyawanya sedikit banyak selamat karena salju yang cukup tebal. Burung besi itu juga sempat menghantam pepohonan sehingga memperlambat laju tabrakan.
“Saya bisa dibilang patah dan dokter berhasil menyambungkan kembali. Tidak ada yang pernah berharap saya bisa hidup selama ini,” imbuh Vesna Vilovic dalam wawancara dengan New York Times pada 2008.
Ia sempat lumpuh dari pinggang ke bawah. Selama satu bulan pertama, Vesna berhasil sembuh dan hidup selayaknya manusia normal. Ia sempat meminta kepada Jat Airways agar dipekerjakan kembali sebagai pramugari. Namun, pihak maskapai menolak permintaan itu.
Jat Airways beralasan, penugasan Vesna Vulovic kembali dapat memberikan tekanan serta risiko buruk bagi para penumpang yang mungkin mengenalinya. Vesna mengklaim pihak maskapai tidak ingin kecelakaan yang menimpanya menjadi konsumsi publik atau pemberitaan di media.
Meski demikian, Vesna Vulovic tetap diberikan pekerjaan, tetapi di back office. Ia pun tetap bepergian dengan menggunakan pesawat. Ia mengaku para penumpang justru ingin duduk di sebelahnya alih-alih takut akan mengalami kecelakaan.
Vesna Vulovic lantas dianggap sebagai pahlawan bagi negaranya. Ia juga dikenal sebagai seorang perempuan yang mencurangi kematian di seantero Eropa Selatan. Vesna juga mendapat penghargaan masuk ke Buku Rekor Dunia Guinness pada 1985 sebagai korban selamat kecelakaan dari posisi tetinggi tanpa menggunakan parasut.
Sebagaimana makhluk hidup lainnya, Vesna Vulovic juga meninggal dunia meski pernah mencurangi kematian. Ia ditemukan wafat oleh tetangganya di apartemen di Belgrade pada 23 Desember 2016.
(Wikanto Arungbudoyo)