Susuri Jalan Merauke, Cawagub Habel Tampung Aspirasi Warga soal Infrastruktur

Edy Siswanto, Jurnalis
Rabu 14 Maret 2018 04:34 WIB
Habel Melkias Suwae saat menyapa warga (Foto: Edy Siswanto)
Share :

MERAUKE - Blusukan menyisiri wilayah di Provinsi Papua, mendengarkan langsung keluh kesah dan menyerap seluruh aspirasi masyarakat Papua terus dilakukan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Papua John Wempi Watipo-Habel Melkias Suwae (JWW-HMS).

Calon wakil gubernur Papua Habel Melkias Suwae, setelah melakukan rangkaian blusukan di beberapa tempat di kota Merauke dan langsung bertemu dengan masyarakat sejak Minggu 11 Maret kemarin. Kemudian, Selasa 13 Maret HMS kembali melanjutkan perjalanan melalui darat ke arah Kabupaten Bovendigoel, tempat akan berlangsungnya rapat terbatas bersama Calon Gubernur Papua John Wempi Watipo dan tim koalisi.

Dalam perjalanan yang diperkirakan menempuh 8 jam. Habel menyempatkan mampir dan menyapa warga di sepanjang jalan Merauke -Bovendigoel.

Seperti di Kampung Erambu Distrik Sota, Habel sembari beristirahat dan membeli beberapa barang berbincang bersama warga di lokasi itu. Tak banyak yang diharapkan warga. Perbaikan infrastruktur yang memadai menjadi keinginan yang disampaikan warga setempat.

Dance, pedagang kelontongan di wilayah itu meminta perbaikan infrastruktur Jalan Merauke -Bovendigoel yang kondisinya beberapa titik rusak.

"Kalau jalannya baik saya pikir semua bisa baik. Jadi, kalau bisa pemerintah provinsi ke depan melihat kondisi ini," ucap Dance.

Dikatakannya, hampir separuh kampung diperbatasan didiami masyarakat lokal. Akses jalan yang rusak dengan pemisah rawa-rawa membuat warga pedalaman tertinggal.

"Kondisinya seperti itu. Jika tidak ada akses jalan yang baik, warga di perbatasan akan sangat tertinggal," katanya.

Lain halnya dengan Ibnu, warga Kampung Simpati Distrik Bupul saat mengeluh ke HMS di salah satu kios di wilayah itu meminta perbaikan sarana dan prasarana sekolah di perbatasan.

Ibnu yang berprofesi sebagai pedagang sembako keliling mengaku tahu persis dengan kondisi warga pelosok perbatasan.

"Pendidikan di pelosok perbatasan seperti di wilayah kweel, Tanas, dan Bupul. Masih sangat tertinggal, baik sekolahnya, karena biasanya satu ruangan digunakan untuk dua kelas, dan tenaga gurunya. Guru jarang hadir karena tidak adanya tempat tinggal," kata Ibnu.

Halaman:
Share :
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Terpopuler
Telusuri berita News lainnya